Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Purbakala Sangiran, Tempat Belajar Evolusi Manusia

Kompas.com - 09/12/2019, 19:14 WIB
Ari Welianto,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika ingin belajar tentang antropologi, arkeologi, geologi, dan paleoantropologi, kamu bisa datang ke Museum Purbakala Sangiran.

Museum yang berlokasi di Desa Kragilan, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah ini mempunyai 50 jenis fosil hominid purba. Hominid purba adalah kera besar yang diduga sebagai nenek moyang manusia.

Museum yang ditetapkan UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia pada tahun 1996 ini menyimpan fosil puluhan ribu tahun telah memnyimpan puluhan ribu fosil dari jaman pleistocen, lebih dari dua juta tahun lalu.

Sebanyak 50 persen merupakan fosil dari temuan di dunia, sedangkan sisanya fosil temuan dari Indonesia. Dilansir Kompas.com pada 26 Agustus 2019, hingga saat ini telah ditemukan sekitar 13.685 fosil dan hanya 2.931 fosil yang ditampilkan.

Sejarah Sangiran

Pada masa purba kawasan Museum Sangiran merupakan hamparan lautan.

Baca juga: Berkunjung ke Museum Sangiran? Ada Apa Saja?

Karena proses geologi dan bencana alam, letusan Gunung Lawu, Gunung Merapi, dan Gunung Merbabu, membuat Sangiran menjadi daratan.

Hal ini pun terbukti dari lapisan-lapisan tanah yang membentuk wilayah Sangiran berbeda dengan lapisan tanah di tempat lain. Tiap lapisan tanah tersebut ditemukan fosil-fosil menurut jenis dan jamannya.

Penelitian tentang manusia purba dan binatang purba diawali oleh G.H.R.Von Koenigswald, seorang ahli paleoantropologi dari Jerman yang bekerja pada pemerintah Belanda di Bandung pada tahun 1930-an.

Dia orang yang telah berjasa melatih masyarakat Sangiran untuk mengenali fosil dan cara yang benar untuk memperlakukan fosil yang ditemukan.

Hasil penelitian kemudian dikumpulkan di rumah Kepala Desa Krikilan, Totomarsono, sampai tahun 1975.

Koleksi museum

Fosil Manusia Purba

Cukup banyak fosil manusia purba yang menjadi koleksi Museum Sangiran, seperti Homo Sapiens, Homo neanderthal Eropa, Homo neanderthal Asia, dan Australopithecus africanus.

Baca juga: Mulai 2020, Disparbud Jabar Akan Jadikan Situs Purbakala Wisata Sejarah

Kemudian ada Pithecanthropus mojokertensis (Pithecanthropus robustus), Meganthropus palaeojavanicus, Pithecanthropus erectus, dan Homo soloensis.

Fosil binatang bertulang belakang

Spesies yang fosilnya ditemukan antara lain Elephas namadicus (gajah), Stegodon trigonocephalus (gajah), Mastodon sp (gajah), dan Bubalus palaeokarabau (kerbau).

Kemudian Felis palaeojavanica (harimau), Sus sp (babi), Rhinoceros sondaicus (badak), Bovidae (sapi, banteng), dan Cervus sp (rusa dan domba).

Fosil binatang laut dan air tawar

Ada Crocodillus sp (buaya), ikan dan kepiting, gigi ikan hiu, Hippopotamus sp (kuda nil), Moluska (kelas Pelecypoda dan Gastropoda), Chelonia sp (kura-kura), dan foraminifera.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com