Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Praktik Politik Tontonan dari Sirkus Media ala Aldi Taher

Kompas.com - 07/06/2023, 12:00 WIB
The Conversation,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

Oleh: Ashika Paramita

BARU-baru ini , stasiun televisi TVOne mewawancarai aktor Aldi Taher dalam kapasitasnya sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg).

Baca juga: Anak Muda Indonesia Desak Krisis Iklim Harus Jadi Prioritas Politik

Wawancaranya berkisar perihal Aldi yang terdaftar sebagai bacaleg dari dua partai politik (parpol) yang berbeda, yakni Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Persatuan Indonesia (Perindo).

Namun, wawancara tersebut justru banyak mengundang perhatian dan diperbincangkan di media sosial karena perilaku dan pernyataan yang dibuat Aldi.

Meskipun tingkah Aldi memang mengundang gelak tawa, masyarakat Indonesia – terutama yang terdaftar sebagai pemilih dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 – perlu waspada dan kritis terhadap bagaimana figur publik memanfaatkan media guna meningkatkan elektabilitas, namun dengan mengesampingkan substansi tujuan berpolitik.

Afiliasi dua partai politik

Aldi sebelumnya terdaftar sebagai bacaleg DPRD DKI dari PBB. Pada saat yang bersamaan, dia juga terdaftar sebagai bacaleg DPR RI dari Perindo.

Baca juga: Font Huruf pada Kampanye Politik, Mungkinkah Ada Makna Dibaliknya?

Padahal, persyaratan pencalonan anggota legislatif yang diterbitkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelas menyatakan bahwa bacaleg hanya dapat diajukan oleh satu parpol untuk satu lembaga perwakilan.

Kita juga perlu mencatat bahwa Aldi pernah beberapa kali berpindah-pindah partai. Pada 2019, ia merupakan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS), lalu pindah ke PBB pada 2021.

Meskipun tidak pasti kapan Aldi secara resmi pindah ke Perindo, dia menyatakan dalam wawancara di TVOne bahwa dia sudah mengundurkan diri dari PBB sebelum menjadi bacaleg dari Perindo.

Namun, Sekretaris Jenderal PBB, Arfiansyah Noor, mengaku Aldi masih menjadi anggota resmi PBB per tanggal 13 Mei 2023, sehari sebelum menjadi bacaleg Perindo.

Riwayat gonta-ganti partai ini membuat keyakinan ideologi Aldi Taher sulit dipahami. Jika ada bacaleg yang bertingkah serupa, masyarakat perlu mempertanyakan secara kritis apakah betul mereka benar-benar berniat menjadi seorang pelayan publik.

Apakah benar tujuan mereka mencalonkan diri sebagai bacaleg untuk memperjuangkan kepentingan rakyat, atau jangan-jangan hanya untuk sarana promosi diri semata.

Paparan media untuk kepentingan pribadi

Selama wawancaranya di stasiun televisi tersebut, alih-alih memberikan jawaban substansial atas pertanyaan yang diajukan oleh pembawa acara, Aldi malah membuat pernyataan-pernyataan yang tidak masuk akal dan melakukan aksi yang tidak relevan dengan konteks wawancaranya.

Baca juga: Peran Meme Media Sosial dalam Menyampaikan Pesan Politik

Di awal wawancara, misalnya, Aldi secara tiba-tiba menyanyikan lagu “Yellow” (2000) yang dipopulerkan oleh Coldplay, grup musik legendaris asal Inggris.

Ketika ditanya tentang afiliasinya dengan dua partai, Aldi merespons dengan mengatakan qadarullah (kehendak Tuhan). Aldi akhirnya menjawab bahwa dia sendiri “bingung” kenapa dia menjadi bacaleg dari Perindo.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com