Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

ChatGPT dan Runtuhnya Hegemoni Perguruan Tinggi

Kompas.com - 02/04/2023, 12:32 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Budi Heru Santosa dan Suherman

WACANA pelarangan ChatGPT oleh pemerintah dan para akademisi dengan alasan etika akademis menurut kami lebih bernuansa politis daripada ilmiah.

Baca juga: ChatGPT dan Dr Google Ditanya Tentang Kanker, Apa Jawabannya?

Sesungguhnya para akademisi sedang galau karena Chat GPT bisa mengancam profesi mereka, karena dalam banyak hal terkadang ChatGPT lebih pintar memberikan jawaban dan saran daripada dosen.

Dengan adanya ChatGPT para akademisi dituntut utuk lebih keras dalam berpikir, berimajinasi, dan berkreativitas atau berinovasi, kalau tidak mereka akan terdepak oleh mesin kecerdasan buatan tersebut, terutama hal ini mengancam dosen yang memiliki kecerdasan di bawah mesin AI.

Wibawa mereka di hadapan para mahasiswa sebentar lagi akan rontok karena pada umumnya dosen dipatuhi oleh para mahasiswa karena jabatannya bukan karena kapasitasnya.

Berikut adalah beberapa hasil studi dan riset tentang potensi dan implikasi ChatGPT bagi dunia pendidikan, khususnya perguruan tinggi, yang harus kita sikapi bersama.

ChatGPT adalah produk teknologi Large Language Model (LLM) berbasis AI yang dalam waktu singkat telah memperoleh perhatian yang sangat besar dari pengguna di seluruh dunia.

ChatGPT mempunyai kemampuan untuk menghasilkan teks yang serupa dengan teks buatan manusia dengan cepat.

Kemampuan ini dimiliki oleh ChatGPT karena dilatih menggunakan data internet yang sangat besar, untuk menghasilkan teks yang mengikuti tata bahasa yang berlaku, sehingga hasilnya adalah kalimat yang mirip dengan kalimat-kalimat yang dibuat oleh manusia.

Baca juga: AI Dipakai di Berbagai Bidang, Apa yang Masih Belum Bisa Dilakukannya?

Kemampuan inilah yang menjadi daya tarik bagi pengguna dari berbagai sektor untuk menggunakan ChatGPT dalam pelaksanaan kegiatannya, termasuk dalam aktivitas akademik di perguruan tinggi.

ChatGPT mempunyai kemampuan untuk menjawab pertanyaan serta membantu pengguna untuk menulis karangan bebas, coding, dan lain-lain.

Karena kemampuannya yang mampu memenuhi berbagai kebutuhan ini, maka ChatGPT telah menimbulkan pergeseran pada beberapa aspek kehidupan, salah satunya pada kehidupan akademik di perguruan tinggi.

Kehidupan akademik yang penuh dengan pertukaran ilmu pengetahuan, berpikir kritis, dan mengambil keputusan berdasarkan pengetahuan, mendapatkan alat bantu baru yang mampu mempersingkat proses.

Efeknya adalah ChatGPT juga mampu menggantikan sivitas dalam mengerjakan tugas-tugas yang menjadi kewajibannya dalam kehidupan akademik di perguruan tinggi.

Kecanggihan ChatGPT telah banyak diuji dan diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya tentang topik-topik yang sedang populer seperti digitalisasi, urbanisasi, globalisasi, perubahan iklim, otomatisasi, mobilitas, kesehatan global, populasi, dan bentuk bisnis baru.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com