Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Desain Pangan Nasional

Kompas.com - 22/03/2023, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Dr. Vina Eka Aristya, S.P., M.Sc.

KEBIJAKAN pangan nasional mengutamakan produksi dalam negeri. Pasokan pangan Indonesia terus menemui tantangan dan perlu digenjot untuk menghindari krisis.

Baca juga: Kecondang: Solusi Bahan Pangan

Stabilisasi ketersediaan pangan nasional memerlukan desain yang dipengaruhi pola distribusi, wilayah kepulauan, musim produksi, prosesing, dan tata regulasi.

Produksi dalam negeri membutuhkan cadangan pangan komoditas strategis, sebagian berasal dari impor, terutama gandum, kedelai, dan padi.

Impor gandum tahun 2023 diprediksi menembus 11,5 juta ton. Impor kedelai 2,5 juta ton digunakan untuk memenuhi kebutuhan tahunan yang mencapai 2,9 juta ton.

Padi sebagai komoditas utama tak luput dari aliran impor hingga 500 ribu ton yang akan berbarengan dengan puncak panen raya dan mencapai stok 4,3 juta ton.

Pangan global juga terpengaruh inflasi akibat pandemi serta kelangkaan input produksi oleh perang Ukraina-Rusia.

Inflasi nasional ditimbulkan keterjangkauan harga, kelancaran arus distribusi, ketersediaan pasokan domestik, dan kebijakan pangan. Perang berpengaruh pada kemampuan Ukraina menyediakan stok sereal global.

Bagi Indonesia, Ukraina menjadi supplier gandum terbesar kedua setelah Australia dengan share 23,3 persen. Rusia juga memegang peran sebagai sebagai supplier pupuk ketiga setelah Canada, mencapai 14,8 persen.

Baca juga: Pangan Berbasis Lokal, Kunci Indonesia Terhindar dari Ancaman Kelaparan

Swasembada Pangan

Sekitar 277 juta penduduk Indonesia pada tahun 2023 membutuhkan bahan makanan utama dari 32,07 juta ton produksi beras nasional. Hasil padi ini telah meningkat 2,29 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun kecepatan demografi 0.9-1.3 persen per tahun akan terus berimplikasi pada pemenuhan pangan masa mendatang. Produksi padi pada dekade mendatang harus meningkat 78 persen dari data saat ini yang masih berkisar 5,3 ton per hektar.

Area padi nasional saat ini seluas 9,7 juta hektar terus terdesak oleh fragmentasi fungsi non pertanian. Lahan di Jawa dengan luas hanya 7 persen dari total lahan nasional masih menjadi penyumbang produksi padi terbesar Indonesia (56,4 persen).

Upaya pencetakan areal sawah baru hanya berhasil di Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah. Masing-masing meningkatkan 4,69 persen dan 4,38 persen dalam peran produksi beras nasional.

Swasembada pangan yang berkelanjutan tidak akan cukup hanya mengandalkan kemampuan kapasitas produksi padi. Solusi membudayakan konsumsi bahan lokal kaya nutrisi, sesuai preferensi masyarakat, mudah ditanam di Indonesia cukup tersedia, beragam, dan dapat menjadi subtitusi serealia utama.

Indonesia merupakan negara tropis dengan plasma nutfah yang melimpah. Status dan trend keanekaragaman hayati menjadikan Indonesia sebagai pusat biodiversitas, dengan ketersediaan 10 persen dari total spesies tumbuhan dunia.

Baca juga: Manfaat Tanaman Porang, dari Bahan Pangan hingga Bahan Baku Industri

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com