Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/11/2022, 13:00 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Efek rumah kaca adalah proses yang terjadi ketika gas-gas di atmosfer Bumi memerangkap panas Matahari. 

Efek rumah kaca membuat Bumi jauh lebih hangat daripada tanpa atmosfer sehingga membuat Bumi menjadi tempat yang nyaman untuk ditinggali.

Sayangnya, aktivitas manusia mengubah efek rumah kaca alami di Bumi. 

Pembakaran bahan bakar, fosil seperti batu bara dan minyak, menempatkan lebih banyak karbon dioksida ke atmosfer Bumi. 

Terlalu banyak gas rumah kaca dapat menyebabkan atmosfer Bumi memerangkap lebih banyak panas sehingga Bumi menjadi semakin panas.

Baca juga: Bagaimana Proses Efek Rumah Kaca?

Berapa rata-rata suhu Bumi?

Dilansir dari Universe Today, suhu permukaan rata-rata di Bumi adalah sekitar 14°C, tetapi seperti yang sudah disebutkan, suhu di Bumi bervariasi. 

Misalnya, suhu terpanas yang pernah tercatat di Bumi adalah 70,7°C, yang diambil di Gurun Lut, Iran. 

Pengukuran ini adalah bagian dari survei suhu global yang dilakukan oleh para ilmuwan di Observatorium Bumi NASA selama musim panas tahun 2003 hingga 2009. Selama lima dari tujuh tahun yang disurvei, Gurun Lut adalah tempat terpanas di dunia.

Namun, Gurun Lut bukan tempat terpanas untuk setiap tahunnya. Pada tahun 2003, satelit mencatat suhu 69,3°C, tertinggi kedua dalam analisis tujuh tahun, di semak belukar Queensland, Australia. 

Kemudian, pada tahun 2008, Gunung Flaming mencapai suhu maksimum tahunan 66,8°C yang tercatat di Cekungan Turpan, Cina barat.

Baca juga: Pengertian Efek Rumah Kaca hingga Cara Menguranginya

Sementara itu, suhu terdingin yang pernah tercatat di Bumi diukur di Stasiun Vostok Soviet, Dataran Tinggi Antartika. 

Dengan menggunakan pengukuran berbasis darat, suhu di Stasiun Vostok mencapai titik terendah dalam sejarah, yakni -89,2°C pada tanggal 21 Juli 1983. 

Analisis data satelit menunjukkan, kemungkinan suhu sekitar -93,2 °C juga tercatat di Antartika, pada 10 Agustus 2010. 

Semua pengukuran ini didasarkan pada pembacaan suhu yang dilakukan sesuai dengan standar Organisasi Meteorologi Dunia.

Dengan peraturan ini, suhu udara diukur dari sinar matahari langsung, karena bahan di dalam dan di sekitar termometer dapat menyerap radiasi dan memengaruhi penginderaan panas, dan termometer harus ditempatkan 1,2 hingga 2 meter dari tanah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com