Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2022, 10:02 WIB
Monika Novena,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Kemampuan menggunakan api mengubah nasib umat manusia. Namun, sebenarnya bagaimana dan kapan manusia pertama kali menemukan api?

Sebagai permulaan, api memungkinkan nenek moyang manusia memasak makanan yang membuat kita menjadi pemakan yang jauh lebih efisien.

Alih-alih mengunyah kacang dan beri sepanjang hari, manusia sekarang bisa memasak daging hewani yang mengandung lebih banyak kalori.

Manusia juga menggunakan api untuk membuat senjata dan peralatan yang lebih efektif, tetapi ada banyak hal yang tak diketahui, kapan manusia pertama kali menemukan api, serta bagaimana api digunakan sehari-hari secara efektif?

Dilansir dari Discover Magazine, Senin (14/11/2022) John Gowlett, arkeolog dari University of Liverpool dalam ulasannya yang dipublikasikan di Royal Society of Biological Sciences tahun 2016, berpendapat penemuan api adalah proses yang panjang.

"Hominin awal pasti menyadari adanya api. Daripada sebagai suatu peristiwa, penemuan penggunaan api dapat dilihat sebagai serangkaian proses yang terjadi dalam jangka panjang," katanya.

Menurutnya Homo erectus, hominin pertama dengan proporsi manusia modern telah menyadari api sejak dua juta tahun yang lalu.

Baca juga: Migrasi Manusia Purba Melalui Asia Tenggara, Pemakaman Kuno Ini Jadi Petunjuk

"Awalnya, manusia purba adalah pengumpul api, artinya mereka tahu api bisa bermanfaat. Saat mereka menemukannya di lanskap, mereka akan menonton atau mengikutinya," kata Gowlett.

Setelah mengalami kebakaran hutan yang terjadi secara alami, manusia purba ini mungkin mengunjungi kembali situs tersebut untuk melihat apa yang telah disiapkan alam untuk mereka.

Langkah selanjutnya setelah menemukan api adalah bagaimana menggunakan api yang sudah ada. Artinya, manusia purba ini tak hanya sadar akan api, mereka juga belajar menggunakannya untuk keuntungan mereka.

Mereka mungkin menggunakannya untuk menyalakan kayu atau daun, atau kemungkinan juga menggunakan kotoran hewan yang hangus sebagai bahan bakar api.

Selain itu, manusia purba mungkin telah menggunakan sistem akar pohon di dalam pohon sebagai semacam oven alami. Akar tersebut tetap hangat selama berhari-hari setelah kebakaran.

Meski demikian, para ilmuwan tidak mengetahui secara pasti kapan pertama kali ini terjadi, karena fenomena akar yang tetap hangat yang kemungkinan berasal dari api yang digunakan oleh manusia purba tersebut sulit dilacak dengan bukti arkeologis.

Baca juga: Pola Migrasi Manusia Modern Leluhur Orang Indonesia, Benarkah Berasal dari Afrika?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com