Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Fakta Gerhana Bulan Total 8 November 2022, yang Terakhir hingga 2025

Kompas.com - 08/11/2022, 17:07 WIB
Bestari Kumala Dewi

Penulis

KOMPAS.com - Fenomena Gerhana Bulan Total terjadi pada hari ini, Selasa (8/11/2022). Melansir laman lapan.go.id, proses Gerhana Bulan Total diawali dengan Gerhana awal penumbra pada pukul 15.02.17 WIB/16.02.17 WITA / 17.02.17 WIT.

Sementara puncak Gerhana Bulan Total akan berlangsung pada 18.00.22 WIB/19.00.22 WITA /20.00.22 WIT dan dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia kecuali Aceh, Sumut, Sumbar, serta Bengkulu.

Gerhana Bulan Total merupakan fenomena langit yang selalu menarik untuk disaksikan. Selain adanya kesempatan untuk menyaksikannya, ada beberapa fakta tentang Gerhana Bulan Total yang juga menarik untuk diketahui.

Baca juga: Gerhana Bulan Total 8 November 2022, Apa Dampaknya pada Kehidupan Manusia?

Fakta Gerhana Bulan Total

Berikut tiga fakta Gerhana Bulan Total yang menggambarkan keistimewaan fenomena langit kali ini.

1. Gerhana Bulan Total Terakhir Selama 3 Tahun ke Depan

Gerhana Bulan Total kali ini merupakan yang kedua kalinya terjadi di tahun ini. Sebelumnya, Gerhana Bulan Total pertama di tahun ini terjadi pada 15-16 Mei 2022.

Selain itu, Gerhana Bulan Total kali ini akan menjadi yang terakhir dalam tiga tahun ke depan. Pasalnya, fenomena Gerhana Bulan Total baru akan terjadi lagi pada tahun 2025 mendatang.

Dikatakan Andi Pangerang, Peneliti Pusat Riset Antariksa Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN dalam laman lapan.go.id, Gerhana Bulan Total yang dapat teramati di Indonesia untuk satu dekade berikutnya akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032 dan 18 Oktober 2032.

2. Posisi Bulan Berdekatan dengan Uranus

Astronom amatir Indonesia, Marufin Sudibyo mengatakan, pada dasarnya konfigurasi Gerhana Bulan Total kali ini relatif serupa dengan gerhana-gerhana Bulan sebelumnya.

Namun, yang membedakan lebih kepada faktor eksternal, misalnya, posisi Bulan pada saat gerhana terjadi nampak berdekatan dengan planet Uranus, sehingga elongasi di antara keduanya cukup kecil. Kedekatan ini lebih kepada konfigurasi posisi, bukan kedekatan secara fisik.

Uranus adalah planet yang menyita perhatian peradaban manusia pada masanya. Karena, menjadi planet pertama yang ditemukan pada saat era teleskop telah dimulai.

Baca juga: Gerhana Bulan Total Hari Ini Jam Berapa dan Bisa Dilihat dari Mana Saja?

Selama ribuan tahun peradaban manusia, kita hanya mengenal ada lima planet terang di langit malam, yakni Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus.

“Penemuan Uranus pada tahun 1789 menjadi kejutan besar, sekaligus batu loncatan guna mengenali alam semesta dengan lebih baik lagi,” ungkap Marufin kepada Kompas.com, Senin (7/11/2022).

Lebih lanjut ia mengatakan, dalam keseharian, Uranus cukup redup sehingga sulit diidentifikasi. Maka kedekatannya dengan Bulan pada saat Gerhana Bulan Total, membuatnya lebih mudah diidentifikasi umat manusia.

3. Terjadi 10 Bulan Pasca Letusan Dahsyat Gunung Hunga Tonga

Gerhana Bulan kali ini juga terjadi pada 10 bulan pasca letusan dahsyat Gunung Hunga Tonga Hunga Ha’apai di Tonga.

Letusan terbesar yang pernah disaksikan manusia sejak Letusan Krakatau 1883.

“Maka, Gerhana Bulan Total ini, menjadi salah satu alat uji yang menarik untuk menyelidiki pengaruh letusan tersebut terhadap pengotoran atmosfer,” pungkas Marufin.

Baca juga: Kapan Gerhana Bulan Total 2022 Terjadi? Ini Penjelasan Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com