Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Diberi Nama untuk Kali Pertama

Kompas.com - 19/08/2022, 13:31 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Untuk kali pertama, para ilmuwan menamai gelombang panas sebagai Zoe. Penamaan ini dilakukan sebagai upaya mengingatkan publik mengenai suhu ekstrem dan bahayanya.

Gelombang panas Zoe menjadi upaya dari proMETEO Sevilla Project, sebuah inisiatif dari Pusat Ketahanan Yayasan Adrienne Arsht-Rockefeller dari Dewan Atlantik, pusat penelitian dan organisasi nirlaba yang berbasis di Washington.

Dikutip dari Live Science, Rabu (17/8/2022), para ilmuwan di Spanyol mencatat terjadinya gelombang panas hingga 44,4 derajat Celsius di Seville pada 24-27 Juli 2022 lalu.

Seville menjadi lokasi percontohan dari proyek ini, yang bertujuan meningkatkan kesadaran publik akan panas yang ekstrem dan untuk mengadvokasi upaya mengurangi bahaya gelombang panas.

Para ilmuwan mengartikan gelombang panas Zoe bukan hanya dihitung dari suatu hari yang panas.

Menurut Badan Meteorologi Negara Spanyol (AEMET), gelombang panas didefinisikan sebagai episode setidaknya tiga hari berturut-turut, dengan minimal 10 persen dari stasiun cuaca mencatat suhu maksimum di atas persentil ke-95 untuk Juli hingga Agustus antara 1971 hingga 2000.

Baca juga: Gelombang Panas Ekstrem Akan Lebih Sering Terjadi, Apakah Dunia Siap?

Belum ada definisi tunggal gelombang panas di Amerika Serikat, tetapi Badan Perlindungan Lingkungan (EPA) menggunakan patokan setidaknya dua hari ketika suhu minimum harian disesuaikan dengan kelembaban, lebih besar dari persentil ke-85 untuk Juli dan Agustus antara 1981 dan 2010.

Bahaya gelombang panas

Dampak gelombang panas bisa berbahaya, terutama bagi populasi rentan seperti orang tua dan orang yang bekerja di luar ruangan.

Pada 2018, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat antara tahun 2000 dan 2016, jumlah orang yang terpapar panas ekstrem setiap tahun meningkat sebanyak 125 juta.

Pada bulan Juli, suhu di Inggris melebihi 40 derajat Celsius, menjadi kali pertama dalam sejarah.

Tingkat panas tersebut bisa mematikan, terutama di daerah yang kekurangan AC atau bangunan yang dibangun untuk mengatasi suhu tinggi.

Lebih lanjut, Amerika Serikat juga mengalami periode gelombang panas ekstrem seiring perubahan iklim.

Baca juga: Apakah Gelombang Panas Bisa Terjadi di Indonesia? Ini Penjelasan BMKG

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com