Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi Ungkap Tarsius, Primata Terkecil di Dunia Mampu Bernyanyi dengan Nada Tinggi

Kompas.com - 10/08/2022, 10:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa tarsius, primata terkecil di dunia punya keahlian yang tak banyak diketahui.

Berdasarkan studi tersebut, tarsius disebut mampu bernyanyi duet dengan nada tinggi, layaknya penyanyi opera.

Nada tinggi itu sangat berarti bagi tarsius. Pasalnya jika mereka gagal mencapai nada itu, tarsius dapat gagal dalam menarik pasangannya atau tak bisa memberikan sinyal pada kawanannya yang lain.

Baca juga: Inilah Tarsius, Hewan Mamalia dengan Mata Terbesar

Dikutip dari Live Science, Selasa (9/8/2022) dalam studi ini peneliti mengamati tarsius di Taman Nasional Tangkoko di Sulawesi, untuk mempelajari kemampuan vokal para hewan nokturnal dengan telinga besar serta mata besar ini.

Peneliti melakukan pengamatan selama Juli dan Agustus 2018 dan merekam 50 suara yang berasal dari 14 pasang tarsius Gursky (Tarsius spectrumgurskyae).

Peneliti dari Universitas Sam Ratulangi, Sulawesi dan Cornell University di New York lantas menggunakan machine learning untuk membedakan dan mengklasifikasikan nada dan frasa dalam vokalisasi tarsius yang dinyanyikan mereka.

Temuan mereka menunjukkan, bahwa nyanyian yang dilakukan tarsius ini sangat melelahkan, sehingga tak semuanya dapat mencapai nada tinggi dan cepat.

Nyanyian duet masih dalam jangkauan pendengaran manusia, tetapi primata juga bersuara dalam jangkauan ultrasonik

Tarsius berukuran hanya 9 hingga 15 sentimeter dengan berat tak lebih dari 200 gram.

Tarsius Gursky ini hanya hidup di Sulawesi dan dideskripsikan sebagai spesies terpisah dari tarsius lainnya pada tahun 2017, serta diklasifikasikan dalam kategori rentan oleh International Union for the Conservation of Nature (IUCN).

Selain tarsius Gursky, sekitar 13 spesies tarsius juga menghuni pulau-pulau di Asia Tenggara.

Lebih lanjut, peneliti menangkap kemampuan duet tarsius dengan menggunakan perekam digital genggam dan alat perekam otonom yang dipasang di habitat tarsius.

"Tarsius adalah salah satu primata duet yang lebih mudah untuk direkam dan dipelajari, setidaknya di Taman Nasional Tangkoko, karena mereka memiliki wilayah jelajah yang kecil dan tampaknya berduet hampir setiap pagi," ungkap Isabel Comella, penulis studi ini.

"Mereka tak takut pada manusia, jadi kami bisa mendapatkan rekaman berkualitas tinggi dengan relatif mudah," paparnya lagi.

Baca juga: Tarsius Togean, Tarsius Endemik ke-12 dari Sulawesi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com