Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 25/08/2023, 13:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Beberapa waktu terakhir, kualitas udara di Jabodetabek menjadi perhatian banyak orang. Mulai dari warna langit yang menjadi abu-abu hingga banyaknya orang, terutama anak-anak, yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

Hal ini bukan baru-baru ini saja terjadi. Tahukah kamu bahwa 93 persen populasi anak di bawah 15 tahun bernapas dengan udara yang berpolusi tinggi dan membuat mereka berisiko tinggi mengalami gangguan kesehatan?

Baca juga: Ini Kelompok Paling Rentan Terpapar Polusi Udara, Diintai Penyakit Kronis

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan pada tahun 2016 sebanyak 600.000 anak meninggal karena terkena infeksi saluran napas bawah akut akibat polusi udara.

Dampak polusi udara bagi anak-anak sangat berbahaya. Berikut adalah bahaya pencemaran udara bagi anak-anak.

1. Risiko bayi lahir prematur

Pencemaran udara ternyata juga memberikan efek buruk bagi anak sejak sebelum ia lahir, atau ketika masih di dalam kandungan. Sebuah penelitian di California menemukan bahwa ibu hamil yang terpapar polusi udara berisiko melahirkan secara prematur.

Baca juga: Mengapa Anak Mudah Terpapar Polusi Udara?

2. Menghambat perkembangan paru-paru

The Southern California Children’s Health melakukan studi sejak 1993 sampai 2011 pada 1.759 anak berusia 10 sampai 18 tahun. Studi ini menemukan bahwa anak yang tinggal di area dengan tingkat pencemaran udara yang tinggi meningkatkan risiko anak tersebut terhambat perkembangan paru-parunya.
D

ampak ini ditandai dengan paru-paru tidak mencapai kapasitas maksimalnya. Dampak ini mirip dengan yang dialami anak-anak dengan orang tua perokok.

3. Memicu asma

Anak yang tinggal di daerah tinggi polusi udara lebih rentan kambuh asmanya. Hal ini juga meningkatkan jumlah kasus anak datang ke unit gawat darurat dan meningkatkan penggunaan obat asma.

4. Meningkatkan gejala saluran pernapasan

Sebuah studi yang membandingkan enam kota di Amerika Serikat menemukan bahwa anak-anak yang mengalami gejala pernapasan, seperti batuk dan batuk berdahak berkaitan seiring meningkatnya polutan di udara. Dua polutan udara yang terbukti memicu dampak ini adalah sulfur dioksida dan nitrogen dioksida.

Baca juga: Mencegah Masalah Kesehatan, Air Purifier Efektif Mengatasi Polusi Udara di Dalam Ruangan

5. Menurunkan fungsi paru-paru

Peneliti menemukan bahwa anak yang terpapar polusi udara tingkat tinggi mengalami depresi saluran pernapasan.

Depresi saluran pernapasan adalah berkurangnya kemampuan tubuh untuk mengeluarkan karbon dioksida dengan optimal. Penelitian tersebut melibatkan 1.000 anak berusia 6 sampai 12 tahun.

Setelah membaca dampak di atas, sudah seharusnya kita lebih peduli untuk mengatasi masalah polusi udara untuk melindungi kesehatan anak-anak.

Kita bisa memulainya dari rumah dengan langkah yang sederhana. Contohnya dengan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, menghindari membakar sampah, serta menanam banyak pohon-pohonan di sekitar tempat tinggal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com