Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin TBC Bisa Cegah Infeksi Pernapasan dan Komplikasi Serius, Studi Ini Jelaskan

Kompas.com - 08/08/2022, 07:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vaksin TBC disebut menawarkan perlindungan lebih luas terhadap berbagai infeksi yang tidak terkait, termasuk infeksi pernapasan dan komplikasi serius.

Hal itu diketahui setelah bayi-bayi di Afrika, Guinea Bissau dan Uganda diberikan vaksin tuberkulosis (TBC).

Alih-alih hanya melindungi terhadap bakteri yang ditargetkan, yaitu Myocbacterium tuberculosis, vaksin justru dapat mencegah sepsis. Kini, para peneliti Australia telah menunjukkan mekanisme biologis di balik efek vaksin tersebut.

Baca juga: Melawan TBC Resisten Obat dengan Tes Pengurutan Genomik

Dalam studi yang dipublikasikan di Science Advances pada 5 Agustus 2022, tim peneliti memberikan vaksin Bacille Calmette-Guérin (BCG) kepada 63 bayi dalam waktu sepuluh hari setelah kelahiran mereka.

Kemudian, membandingkan kondisinya dengan kelompok kontrol, yakni 67 bayi yang tidak menerima vaksin BCG.

Para peneliti mengambil sampel darah dari bayi dan memeriksa sel darah putih yang disebut monosit pada kedua kelompok.

Untuk diketahui, monosit adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh bawaan manusia, yang memberikan garis pertahanan pertama melawan patogen penyebab penyakit.

Melalui pengamatan monosit, para peneliti menemukan perbedaan epigenetik atau perubahan cara gen diekspresikan maupun mengontrol gen aktif yang dimatikan dengan cara berbeda.

Pada bayi yang divaksinasi, vaksin BCG memprogram ulang atau 'melatih' monosit, agar lebih responsif terhadap patogen secara umum, dan tanda epigenetik ini diturunkan ke monosit generasi berikutnya selama lebih dari setahun setelah vaksinasi.

Menurut para peneliti, ini adalah mekanisme di balik efek perlindungan yang luas dari vaksin BCG yang terlihat di negara-negara Afrika.

"Untuk pertama kalinya, kami telah menunjukkan bagaimana vaksin BCG dapat memiliki efek jangka panjang pada sistem kekebalan bayi," kata Boris Novakovic, penulis senior dan ahli biologi molekuler di Murdoch Children's Research Institute (MCRI) di Melbourne, Australia dilansir dari Science Alert, Jumat (5/8/2022).

Tak hanya itu, peneliti juga menggunakan percobaan in vitro untuk mengeksplorasi perubahan epigenetik ini secara rinci.

Baca juga: Tuberkulosis atau TBC: Penyebab, Gejala, dan Cara Penularan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com