Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cacing Laut Dalam Ini Terlihat seperti Gumpalan Spageti Bercahaya

Kompas.com - 07/08/2022, 12:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada penampakan yang cukup mencuri perhatian dalam sebuah video yang dirilis baru-baru ini.

Di video tersebut terlihat mahluk laut berbentuk aneh dengan warna oranye bercahaya, serta memiliki tentakel seperti spageti.

Lalu apakah mahluk itu?

Dikutip dari Live Science, Sabtu (6/8/2022) mahluk tersebut ternyata sejenis cacing laut yang dikenal sebagai polychaete dan termasuk dalam kelompok yang bernama sesuai tubuhnya, yaitu cacing spageti.

Baca juga: Ikan Tembus Pandang Aneh Ditemukan di Laut Dalam Alaska

Para peneliti dari Monterey Bay Aquarium Research Institute (MBARI) merekam cacing spageti itu pada tahun 2012, menggunakan kendaraan yang dioperasikan dari jarak jauh (ROV) saat menjelajai Teluk California di lepas pantai Meksiko.

Mereka kemudian merilis video cacing di saluran YouTube MBARI untuk merayakan Hari Polychaete Sedunia.

Spesies cacing spageti ini belum diberi nama resmi, tetapi termasuk dalam genus Biremis.

Cacing tak memiliki mata atau insang dan menggunakan tentakelnya yang berwarna-warni untuk menangkap potongan kecil detritus organik, yang juga dikenal sebagai salju laut yang merupakan makanannya.

Kebanyakan cacing spageti hidup di liang atau terowongan di bawah dasar laut dan hanya menggerakkan tentakel mereka yang seperti mie ke dalam air untuk mengambil sedikit makanan.

Namun, cacing Biremis cukup berbeda. Ia ditemukan menghabiskan waktu berenang melalui air atau merangkak di sepanjang dasar laut untuk menemukan lokasi di mana makanan berlimpah.

Lebih lanjut, memberi nama spesies baru ternyata memang bukan hal yang mudah.

Sebelumnya, kelompok peneliti MBARI lainnya juga pernah menemukan spesies cacing spageti pada tahun 2003 di Teluk California dengan menggunakan ROV yang berbeda.

Tetapi hampir dua dekade setelah penemuan itu, para ilmuwan masih bekerja untuk menamai spesies tersebut.

"Meskipun memberi nama spesies sendiri tampaknya merupakan proses yang sederhana, sebenarnya membutuhkan banyak waktu dan dedikasi untuk mengumpulkan spesimen, memeriksa fitur utama, mengurutkan DNA dan menetapkan nama ilmiah," ungkap perwakilan MBARI dalam pernyatannya.

Baca juga: Udang dan Cacing Jadi Hewan Pertama yang Pulih Usai Kepunahan Massal 252 Juta Tahun Lalu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com