Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Masuk Taman Nasional Komodo Naik, 80 Persennya Disebut untuk Konservasi

Kompas.com - 02/08/2022, 18:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Nusa Tenggara Timur (NTT), merupakan habitat bagi hewan endemik Indonesia yang statusnya terancam punah, yaitu komodo.

Wilayah ini melakukan konservasi dan pemeliharaan terhadap komodo, di mana biaya kontribusi konservasi dibebankan kepada pengunjung melalui tiket masuk sebesar Rp 3,75 juta per orang, atau Rp 15 juta per empat orang dalam satu tahun.

Dijelaskan oleh Koordinator Pelaksana Program Penguatan Fungsi Taman Nasional Komodo Carolina Noge, angka tersebut ditetapkan berdasarkan Kajian Daya Dukung Daya Tampung Berbasis Jasa Ekosistem di TNK.

Tak hanya soal tarif masuk, hasil kajian juga menunjukkan kapasitas pengunjung yang ideal ialah sebanyak 219.000, dan maksimal 292.000 kunjungan setahun.

Baca juga: Batasi Jumlah Pengunjung untuk Konservasi, Masuk Taman Nasional Komodo Wajib Pakai Aplikasi

Biaya kontribusi konservasi dan pembatasan ini, hanya berlaku bagi pengunjung di Pulau Komodo, Pulau Padar, dan Kawasan Perairan sekitarnya per 1 Agustus 2022.

Carolina menyampaikan, biaya konservasi merupakan kompensasi bagi pengunjung, karena adanya jasa ekosistem yang berkurang.

"Konservasi itu kan pemulihan, secara alamiah memang jasa ekosistem di kawasan pasti akan berkurang," ucap Carolina saat ditemui Kompas.com di Labuan Bajo, Jumat (29/7/2022).

"Sebenarnya bukan hanya secara alamiah, aktivitas manusia pun bukan hanya wisatawan, jangan lupa bahwa ada pengamanan dan pengawasan yang harus dilakukan di sana. Berapa banyak perburuan liar yang dilakukan," lanjutnya lagi.

Ditargetkan untuk biaya konservasi

Bukan tanpa alasan, kenaikan tarif masuk Taman Nasional Komodo dinilai sudah tepat demi alasan konservasi dan pemeliharaan di sana.

Menurut Carolina, dari biaya Rp 15 juta yang dibayarkan pengunjung, 80 persennya digunakan untuk upaya konservasi komodo.

"Kalau misalnya untuk konservasi kita hitung sekitar 80 persen dari 15 juta, karena kan kita baru mulai. Kita ada hitungan proyeksi juga target kita gimana di awal pasti PNBP-nya tidak maksimal karena kita belum tau yang daftar ini berapa," imbuhnya.

Dengan demikian, biaya tersebut lebih banyak dialokasikan dalam kegiatan konservasi.

"Kita menyebut teman-teman yang berkontribusi ini adalah kontributor, protector of komodo, kalian yang mau memberikan peduli. Ini masalah care atau enggak, kalau dipikir-pikir kita juga ngejarnya market yang peduli, karena kita kan transparan, programnya apa, upaya hasilnya apa," ujar Carolina.

Baca juga: Mengenal Komodo, Hewan Endemik Indonesia yang Terancam Punah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com