KOMPAS.com - Belanda menambah daftar negara yang melaporkan telah mendeteksi kasus subvarian Omicron Centaurus BA.2.75 pada 13 Juli 2022.
Keturunan Omicron yang dijuluki Centaurus ini pertama kali muncul di India pada Mei lalu.
Sejak saat itu, subvarian baru Omicron ini telah menyebar ke sekitar 10 negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Australia.
“Sekarang (subvarian Centaurus) juga telah diidentifikasi di Belanda,” ujar Institut Kesehatan Masyarakat Nasional Belanda seperti dikutip dari Daily Mail, Jumat (15/7/2022).
Penemuan kasus ini membuat sejumlah ilmuwan khawatir dikarenakan kemungkinannya menular cepat, serta lebih mampu menghindari kekebalan dari vaksin dan infeksi sebelumnya.
Baca juga: Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Diidentifikasi di Indonesia, Ini Antisipasi Kemenkes
Kendati begitu, tidak ada bukti bahwa subvarian Centaurus tersebut menyebabkan penyakit yang lebih serius dibandingkan varian Omicron asli yang berkembang.
Sejauh ini masih belum banyak yang diketahui tentang BA.2.75, namun kemungkinan mutasi genetik membuat subvarian Omicron ini lebih mudah menghindari pertahanan yang dibangun terhadap SARS-CoV-2.
Kepala ilmuwan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Soumya Swaminathan menjelaskan, strain terbaru ini terus dilacak.
“Subvarian ini tampaknya memiliki beberapa mutasi di dominan pengikatan reseptor dari protein lonjakan, jadi kita harus memperhatikannya,” jelas Swaminathan.
Meski begitu, masih terlalu dini untuk mengetahui seberapa baik strain BA.2.75, subvarian Omicron Centaurus yang baru saja dilaporkan terdeteksi di Belanda ini dapat menghindari kekebalan atau seberapa tingkat keparahannya.
Baca juga: Subvarian Omicron BA.2 Berisiko Sebabkan Infeksi Lebih Parah pada Anak, Studi Jelaskan