Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi pada Tubuh Saat Makan Makanan Pedas? Ini Kata Ahli

Kompas.com - 11/07/2022, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Sebagian besar orang menyukai makanan bercita rasa pedas, yang menggunakan campuran cabai ataupun saus. Bahkan, pengguna media sosial saat ini banyak yang melakukan tantangan dengan memakan makanan super pedas.

Namun, apa dampaknya bagi tubuh jika Anda memakan makanan pedas?

Menjawab hal tersebut, ahli nutrisi dari University Hospitals Cleveland Medical Center di Ohio, Jayna Metalonis mengatakan, bahwa bahwa makan makanan pedas dapat memberikan sensasi terbakar, dan memicu beberapa gangguan pencernaan.

Capsaicin, lanjut Metalonis, merupakan bahan yang ditemukan dalam paprika atau cabai dan menimbulkan rasa panas di lidah.

Baca juga: Irfan Hakim Dibawa ke RS Usai Makan Keripik Pedas, Dokter: Makanan Pedas Memicu Gerd

Senyawa kimia ini seperti minyak yang mengikat reseptor rasa sakit di lidah, dan di seluruh saluran pencernaan.

Capsaicin-lah yang menyebabkan otak Anda merasa seperti sedang terbakar saat memakan cabai.

"Tapi capsaicin tidak benar-benar membakar Anda. Sebaliknya, itu menipu otak Anda untuk berpikir bahwa perubahan suhu telah terjadi, menghasilkan sensasi panas dan nyeri," ujar Metalonis dilansir dari WebMD, Jumat (8/7/2022).

Kondisi tersebut juga merupakan upaya tubuh untuk mendinginkan dan mengatasi respons setelah makan makanan pedas seperti hidung meler, berkeringat, mata berkaca-kaca, bahkan mengeluarkan air liur.

Studi menemukan, bahwa ketika mengonsumsi makanan panas, suhu tubuh meningkat untuk mendinginkan tubuh. Sehingga, dapat menyebabkan munculnya sensasi seperti terbakar.

Umumnya, capsaicin akan hilang dari reseptor rasa sakit di mulut setelah sekitar 20 menit. Setelahnya akan muncul serangkaian gejala baru setelah senyawa ini mulai menyebar melalui sistem pencernaan.

Saat iritan melewati sistem pencernaan, dapat menyebabkan sensasi terbakar di dada, cegukan, pembengkakan tenggorokan, mual, muntah, buang air besar yang menyakitkan hingga diare.

Namun di sisi lain, menurut Metalonis, studi ini juga telah menunjukkan, mereka yang makan makanan pedas enam kali seminggu menurunkan risiko kematian dini dibandingkan dengan orang yang makan makanan pedas kurang dari sekali seminggu.

Hanya saja, para peneliti tidak membuktikan hubungan sebab-akibat dari mengonsumsi makanan pedas terhadap kesehatan. 

Baca juga: Kenapa Makan Makanan Pedas Bisa Sebabkan Diare?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com