Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shanghai Deteksi Kasus Subvarian Baru BA.5.2.1

Kompas.com - 11/07/2022, 10:09 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber NBC News,CNA

KOMPAS.com - Kota Shanghai, China, telah menemukan kasus Covid-19 yang melibatkan subvarian baru Omicron BA.5.2.1.

Kasus subvarian baru ini ditemukan di distrik keuangan Pudong pada 8 Juli 2022, terkait dengan kasus dari luar negeri.

Adapun kasus subvarian baru ini menandakan permasalahan baru yang dihadapi China untuk mengikuti mutasi subvarian saat mengejar kebijakan nol kasus.

Baca juga: WHO Catat Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Memicu Lonjakan Kasus Global hingga 20 Persen

Lebih lanjut, Shanghai telah menghentikan lockdown yang berlangsung sekitar dua bulan pada awal Juni lalu.

Namun, otoritas setempat terus memberlakukan pembatasan ketat segera setelah rantai transmisi potensial baru muncul.

“Baru-baru ini kota kami terus melaporkan lebih banyak kasus positif yang ditularkan secara lokal dan risiko penyebaran epidemi melalui masyarakat tetap sangat tinggi,” ujar Komisi Kesehatan Shanghai Zhao, seperti dikutip CNA, Senin (11/7/2022).

Ia menambahkan, penduduk di beberapa distrik utama Shanghai akan menjalani dua putaran tes Covid-19 pada 12 hingga 14 Juli mendatang sebagai upaya mengendalikan potensi wabah baru.

Varian Omicron BA.5, yang mendorong gelombang baru infeksi Covid-19 di luar negeri, pertama kali ditemukan di China pada 13 Mei 2022. Kasus terjadi pada seorang pria berusia 37 tahun yang terbang ke Shanghai dari Uganda.

Varian BA.5 telah terbukti memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dan kemampuan kekebalan lebih baik. Namun, vaksinasi masih tetap efektif memberikan perlindungan BA.5 terhadap kasus serius atau kematian.

Baca juga: Data Terbaru WHO, Varian Mengkhawatirkan Hanya Tersisa Omicron

Karakteristik gejala BA.5

Dilansir dari NBC News, gejala dari BA.5 yang paling umum dilaporkan meliputi pilek, sakit tenggorokan, sakit kepala, batuk terus-menerus, dan kelelahan.

Adapun subvarian BA.5 lebih mudah menghindari perlindungan dari vaksin dan riwayat infeksi sebelumnya.

Diperkirakan, subvarian ini sekitar tiga kali lebih sensitif terhadap antibodi penetralisir dari vaksin yang ada dibandingkan dengan versi asli varian Omicron, BA.1.

Penelitian lain menunjukkan, BA.5 empat kali lebih tahan terhadap antibodi dari vaksin daripada BA.2, yang menggantikan varian Omicron sebagai versi dominan virus corona di Amerika Serikat pada April lalu.

Menurut data Zoe COVID Symptom Study, kurang dari sepertiga orang yang disurvei melaporkan demam.

Kendati begitu, sejauh ini belum ditemukan bahwa varian tersebut menyebabkan penyakit yang lebih parah atau kematian.

Baca juga: 5 Fakta Subvarian BA.4 dan BA.5, Karakteristik hingga Upaya Pencegahannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NBC News,CNA
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com