Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/07/2022, 20:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Eritrosit atau sel darah merah adalah komponen seluler dari darah.

Jumlahnya yang mencapai jutaan memberi warna merah yang khas pada darah. 

Sel darah merah memiliki sel yang fleksibel dan berbentuk lonceng saat melewati pembuluh darah yang sangat kecil. 

Sel darah merah ditutupi oleh membran yang terdiri dari lipid dan protein, tidak memiliki nukleus, dan mengandung hemoglobin, protein merah yang kaya akan zat besi.

Baca juga: Fungsi Hormon Auksi bagi Tumbuhan

Fungsi sel darah merah

Fungsi utama sel darah merah adalah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan tubuh.

Selain itu, sel darah merah juga membawa karbon dioksida, produk limbah metabolisme, ke paru-paru. 

Pada invertebrata, pigmen pembawa oksigen dibawa di dalam plasma sehingga oksigen dan karbon dioksida dipertukarkan sebagai gas. 

Sel darah merah mamalia selanjutnya beradaptasi dengan kekurangan nukleus, jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh sel untuk metabolismenya sendiri sangat rendah dan sebagian besar oksigen yang dibawa dapat dibebaskan ke dalam jaringan.

Baca juga: Fungsi Lobus Parietal bagi Tubuh Manusia

Anatomi sel darah merah

Sel darah merah berkembang di sumsum tulang dalam beberapa tahap, mulai dari ahemositoblas, sel multipotensial dalam mesenkim, menjadi eritroblas (normoblas), dan nukleus serta mitokondrianya (partikel dalam sitoplasma yang menyediakan energi untuk sel) menghilang. 

Pada stadium lanjut, sel disebut retikulosit, yang akhirnya menjadi sel darah merah yang matang sepenuhnya. 

Rata-rata sel darah merah pada manusia hidup selama 100-120 hari dan ada sekitar 5,2 juta sel darah merah per milimeter kubik darah pada manusia dewasa.

Meskipun sel darah merah biasanya berbentuk bulat, sebagian kecil berbentuk oval pada orang normal. 

Baca juga: Fungsi Asam Nukleat Berdasarkan Jenisnya

Jumlah sel darah merah dan jumlah hemoglobin bervariasi antara individu.

Jumlah sel darah merah lebih tinggi, misalnya, pada orang yang tinggal di dataran tinggi dan pada orang dengan penyakit polisitemia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com