Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Karang Gigi dan Macam-Macam Karang Gigi

Kompas.com - 04/07/2022, 18:33 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.comKarang gigi adalah kumpulan plak yang mengalami kalsifikasi sehingga mengeras di permukaan gigi. Karang gigi sulit dibersihkan, namun bisa dicegah. Simak pembahasan penyebab karang gigi serta jenis karang gigi.

Penyebab karang gigi

Karang gigi atau kalkulus disebabkan oleh menumpuknya plak yang tidak dibersihkan. Plak merupakan sisa makanan yang bertemu dengan bakteri di mulut. Plak berwarna kekuningan, konsistensi lunak, namun masih mudah dibersihkan dengan sikat gigi dan flossing atau benang gigi.

Namun, jika cara sikat gigi tidak bersih dan jarang melakukan flossing, plak tersebut akan mengeras menjadi karang gigi. Bakteri akan melepaskan asam yang untuk memecah sisa makanan menjadi senyawa yang bisa dikonsumsi oleh bakteri. Oleh karena asam inilah, karang gigi yang terbentuk memiliki permukaan yang asam dan berpori.

Permukaan karang gigi tersebut sangat kasar sehingga membuat sisa makanan yang berikutnya Anda konsumsi semakin mudah menempel dan tersisa. Dampaknya, karang gigi akan semakin banyak, bahkan mengiritasi gusi.

Macam-macam karang gigi

Karang gigi berdasarkan lokasinya terbagi menjadi dua macam, yaitu karang gigi supragingival dan subgingival.

1. Karang gigi supragingival

Karang gigi supragingival adalah karang gigi yang terletak di atas garis gusi. Umumnya berwarna kekuningan dan mudah untuk dibersihkan. Karang gigi ini bisa menyebabkan radang gusi ringan bernama gingivitis. Gingivitis ditandai dengan gusi berdarah jika menyikat gigi.

2. Karang gigi subgingival

Karang gigi subgingiva adalah karang gigi yang terbentuk di bawah garis gusi. Sebenarnya, materi penyusunnya sama dengan karang gigi yang di atas gusi. Namun, di bawah gusi biasanya karang gigi menyebabkan perdarahan yang lebih parah dan ditandai dengan warna hitam. Warna hitam tersebut berasal dari darah yang mengalami oksidasi.

Karang gigi subgingival bisa menimbulkan masalah yang lebih serius, yaitu periodontitis. Periodontitis berbahaya karena biasanya menyebabkan tulang penyokong gigi, yaitu tulang alveolar, terkikis. Masalah ini ditunjukkan dengan goyangnya gigi karena tulang yang mendukungnya tidak lagi ada, serta gusi mudah berdarah secara spontan.

Tidak hanya itu, karang gigi ini juga berisiko menimbulkan infeksi yang lebih serius, yaitu abses periodontal. Abses ditandai dengan keluarnya nanah dari pinggir gusi, atau pipi bengkak dan merah.

Karang gigi subgingival sangat keras dan sulit dibersihkan karena posisinya yang berada di bawah gusi. Prosedur pembersihannya bukan dengan scaling, namun dengan root planing.

Bahkan, pada kasus karang gigi yang terlalu dalam hingga ke ujung akar gigi, pembersihan mungkin dilakukan dengan melakukan bedah periodontal. Bedah ini biasanya sekaligus memasukkan bone graft atau material tulang pengganti untuk mendukung gigi agar tidak goyang kembali.

Baca juga: Karang Gigi Hitam, Penyebab, dan Cara Mencegahnya

Cara mencegah karang gigi

Karang gigi bisa dicegah dan dikontrol. Dilansir dari WebMD, berikut adalah cara mencegah pembentukan karang gigi:

  • Sikat gigi dua kali sehari, setelah sarapan dan sebelum tidur. Gunakan sikat gigi dengan bulu halus agar tidak abrasif pada permukaan gigi.
  • Pada orang dengan kemampuan menyikat gigi terbatas, seperti orang tua yang motoriknya sudah lemah, sikat gigi menggunakan sikat gigi elektrik menunjukkan hasil yang lebih bersih daripada sikat gigi manual.
  • Menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi yang rapat, karena sela-sela gigi ini tidak bisa dicapai dengan sikat gigi biasa.
  • Menggunakan sikat interdental untuk membersihkan sela gigi yang jarang dan untuk mengguna ortodonti cekat.
  • Mengurangi makan makanan yang manis dan lengket, serta berhenti merokok. Keduanya terbukti membuat penumpukan plak dan kalkulus meningkat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com