Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen di Tengah Kasus Subvarian Omicron Meningkat, Ini Rekomendasi IDAI

Kompas.com - 04/07/2022, 13:19 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis rekomendasi terbaru, terkait dengan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen. Hal, ini juga terkait naiknya kasus Covid-19 akhir-akhir ini yang disebabkan penularan subvarian Omicron.

Menurut IDAI, hal itu mengingat beberapa kondisi yang terjadi di Indonesia seperti peningkatan kasus Covid-19 pada bayi dan anak yang membutuhkan perawatan.

Serta, peningkatan kasus Multisystem Inflammatory System in Children (MIS-C), serta potensi kasus Long Covid-19 pada anak di Indonesia.

Selain itu juga karena sudah ditemukannya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pada anak di Indonesia.

Sub varian Omicron tersebut berpotensi menyebabkan gelombang kasus berikutnya, hingga menurunnya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan (prokes).

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka Kembali Berlangsung, Ini 13 Rekomendasi IDAI

Dalam rekomendasi yang ditandatangani Ketua Umum IDAI dr Piprim Basarah, SpA(K), pada 20 Juni 2022 itu, menyebutkan sejumlah hal yang perlu dilakukan terkait dengan Pembelajaran Tatap Muka atau PTM 100 persen, di antaranya:

1. Anak memiliki risiko yang sama dengan dewasa untuk terinfeksi Covid-19, bahkan berpotensi mengalami komplikasi MIS-C dan Long Covid-19, sehingga pencegahan adalah yang utama.

2. Protokol kesehatan terbukti efektif mencegah berbagai penyakit infeksi, termasuk Covid-19, sehingga kebiasaan baik yang terbentuk selama masa pandemi harus dipertahankan, dan semakin ditingkatkan pada situasi adanya kenaikan kasus.

3. Meningkatkan upaya 3T (testing, tracing dan treatment) selama Pembelajaran Tatap Muka berlangsung, serta menampilkan data terkini kasus Covid-19 terkonfirmasi secara akurat dan transparan, termasuk pada usia bayi maupun anak.

Baca juga: Pembelajaran Tatap Muka 100 Persen Mulai Digelar, Ini Saran Epidemiolog

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com