Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekosongan Bintang Mati Terdeteksi di Gas Antarbintang Galaksi Bima Sakti, Seperti Apa?

Kompas.com - 30/06/2022, 18:30 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang mati akan meninggalkan kehampaan, seperti halnya dalam kasus bintang masif.

Analisis terbaru dari gas tipis yang melayang di antara bintang-bintang di galaksi Bima Sakti, mengungkapkan jejak gelembung yang mengembang ke luar angkasa saat sebuah bintang masif menjadi supernova di akhir hidupnya.

Menurut para ilmuwan, jejak ini merekam sejarah kematian bintang dan rotasi galaksi Bima Sakti.

Ruang antara bintang-bintang tak sepenuhnya kosong. Di celah-celah ruang angkasa, terkadang gas melayang datang bersamaan dalam awan yang lebih menyebar, sebagian besar terdiri dari atom hidrogen.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Bagaimana Cara Bintang Mati?

Saat awan cukup padat, lahirlah bintang-bintang, sedangkan saat mati bintang akan menaburkan awan-awan tersebut dengan unsur-unsur yang ditempa di intinya.

Meski begitu, masih belum dipahami sepenuhnya terkait terbentuknya awan, mengatur, dan daur ulangnya sendiri di seluruh galaksi.

Untuk itu, tim astronom yang dipimpin oleh Juan Diego Soler dari Institut Nasional Astrofisika Italia (INAF) mulai mempelajari struktur yang ditemukan dalam atom hidrogen netral yang menembus galaksi bumi.

Dalam penelitiannya, digunakan data yang dikumpulkan oleh proyek HI4PI, sebuah survei yang mempelajari langit dalam panjang gelombang radio untuk mendapatkan peta atom hidrogen netral di seluruh Bima Sakti.

Sejauh ini survei tersebut menjadi yang paling rinci dari jenisnya, tidak hanya memetakan distribusi hidrogen, tapi juga kecepatannya. Menggabungkannya dengan model rotasi Bima Sakti dapat mengukur jarak ke struktur dalam gas.

Menggunakan data tersebut, tim memakai algoritma yang biasa digunakan untuk menganalisis foto satelit, menemukan struktur halus dalam hidrogen yang tidak mungkin diidentifikasi dengan mata.

Ini terdiri dari jaringan luas benang halus gas yang dikenal sebagai filamen, dekat piringan yang sebagian besar tegak lurus terhadap bidang galaksi Bima Sakti. Pada jarak sekitar 33.000 tahun cahaya, filamen sebagian besar sejajar dengan bidang galaksi.

Baca juga: Berapa Lama Bintang Bisa Hidup? Ahli Berikan Jawabannya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com