Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hilal Idul Adha 2022 Kecil Kemungkinan Bisa Teramati, Ini Penjelasan BMKG

Kompas.com - 28/06/2022, 19:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tak lama lagi bulan Zulhijah 1443 Hijriah akan segera tiba. Bagi umat Islam, bulan ke-12 menurut kalender Qomariyah tersebut memiliki makna penting, dikarenakan berhubungan dengan perayaan Idul Adha yang jatuh pada 10 Zulhijah.

Penetapan jatuhnya Hari Raya Idul Adha yang juga berlangsungnya penyembelihan hewan kurban dilakukan dengan pengamatan hilal.

Untuk itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) turut melakukan pengamatan hilal atau bulan muda yang direncanakan digelar pada Rabu (29/6/2022).

“Rencananya tim akan melaksanakan rukyat (pengamatan) hilal pada 29 Juni 2022,” kata Kepala Pusat Seismologi Teknik, Geofisika Potensial, dan Tanda Waktu BMKG Rahmat Triyono kepada Kompas.com, Selasa (28/6/2022).

Baca juga: Hari Raya Idul Adha 2022 Berpotensi Berbeda? Ini Kata Peneliti Lapan

Rahmat menjelaskan, untuk mengetahui keakuratan prediksi (hisab), akan digelar pengamatan atau observasi (rukyat) hilal setiap awal bulan Qomariyah, minimal 12 kali dalam satu tahun.

Adapun mekanisme yang digunakan dalam pengamatan dengan menggunakan teleskop atau teropong terkomputerisasi yang dipadukan dengan teknologi informasi.

“Saat pengamatan dilaksanakan, kecerlangan cahaya hilal akan direkam oleh detektor yang dipasang pada teleskop yang secara otomatis mengikuti berubah/pergerakan posisi Bulan di ufuk barat,” jelas dia.

Dengan teknologi informasi, lanjutnya, data tersebut langsung dikirim ke server di BMKG Pusat, untuk kemudian disimpan dan disebarluaskan secara online ke seluruh dunia melalui laman https:/hilal.bmkg.go.id/.

Baca juga: Dijadikan Penentu Awal Ramadhan, Apa Itu Hilal dan Mengapa Perlu Melihatnya?

Data visibilitas hilal awal bulan Zulhijah 1443 H

Disebutkan, konjungsi (ijtimak) awal bulan Zulhijah tahun ini di Indonesia terjadi sebelum matahari terbenam pada hari Rabu (29/6/2022) pukul 02.52 UTC atau 09.52 WIB/10.52 Wita/11.52 WIT.

Terbenamnya matahari pada 29 Juni 2022, paling awal terjadi di Merauke, Papua pukul 17.30 WIT dan paling akhir pukul 18.56 WIB di Sabang, Aceh.

Sementara itu, tinggi hilal saat matahari terbenam berkisar antara terendah sebesar 0,87? di Merauke, Papua sampai dengan tertinggi sebesar 3,23? di Sabang, Aceh. Adapun elongasi saat matahari terbenam terkecil terjadi sebesar 4,20? di Jayapura, Papua sampai dengan terbesar 4,97? di Banda Aceh, Aceh.

"Umur Bulan saat matahari terbenam berkisar dari yang termuda sebesar 5,65 jam di Merauke, Papua sampai dengan yang tertua sebesar 9,07 jam di Sabang, Aceh," terang Rahmat.

Lag atau selisih terbenamnya matahari dan terbenamnya bulan berkisar antara 5,86 menit di Merauke, Papua sampai dengan 17,73 menit di Sabang, Aceh. Untuk kecerlangan bulan saat matahari terbenam berkisar antara 0,14 persen di Jayapura, Papua sampai dengan 0,19 persen di Banda Aceh, Aceh.

Baca juga: Kenali Gejala Sapi dan Kambing Terinfeksi PMK

Hilal berpotensi tidak dapat teramati

Berdasarkan data visibilitas di atas, kemungkinannya kecil hilal dapat teramati, karena faktor ketinggian hilal yang rendah, elongasi kecil, umur bulan yang masih muda, lag yang singkat, dan kecerlangan bulan yang redup.

Menurut Rahmat, berdasarkan pengalaman pengamatan oleh BMKG, hilal dengan tinggi paling rendah dan lag tercepat yang berhasil diamati setinggi 6° 28,45’ dan lag 30 menit 19 detik.

“Hilal dengan elongasi terkecil dan fraksi illuminasi bulan (FIB) tertipis yang diamati BMKG adalah dengan elongasi 7° 18,35’ dan FIB (kecerlangan bulan) 0,41 persen. Hilal dengan umur bulan termuda yang berhasil diamati BMKG yakni umur bulan 13 jam 45,89 menit,” ucap Rahmat.

Dari nilai-nilai rekor yang selama ini teramati oleh tim BMKG dan nilai-nilai ekstrapolasinya, perspektif sebagai dasar kriteria visibilitas hilal dengan ketinggian 5,23? dan elongasi sebesar 5,73?.

Baca juga: Sejak Kapan Orang Melihat Hilal untuk Tentukan Bulan dalam Kalender Hijriyah?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com