Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Faktor Penyebab Buruknya Kualitas Udara Jakarta Menurut BMKG

Kompas.com - 19/06/2022, 09:03 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perhatian publik belakangan ini tertuju pada kualitas udara di wilayah Jakarta dan sekitarnya, yang disebutkan menempati peringkat pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, ditandai tingginya konsentrasi PM2.5.

Sebagai informasi, PM2.5 merupakan salah satu polutan udara dalam wujud partikel dengan ukuran yang sangat kecil, yaitu tidak lebih dari 2,5 µm (mikrometer).

Dengan ukurannya yang sangat kecil ini, PM2.5 dapat dengan mudah masuk ke dalam sistem pernapasan, dan dapat menyebabkan gangguan infeksi saluran pernapasan dan gangguan pada paru-paru.

Baca juga: Terkenal Buruk, Begini Kualitas Udara Jakarta Selama Pandemi Covid-19

Selain itu, PM2.5 dapat menembus jaringan peredaran darah dan terbawa ke seluruh tubuh.

Hal ini dapat menyebabkan terjadinya gangguan kardiovaskular, seperti penyakit jantung koroner.

Plt. Deputi Bidang Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dr. Urip Haryoko, M.Si menjelaskan, hasil pemantauan konsentrasi PM2.5 di BMKG Kemayoran Jakarta, menunjukkan bahwa sepanjang bulan ini, konsentrasi rata-rata PM2.5 berada pada level 41 µg/m3 (mikrogram per meter kubik).

Konsentrasi PM2.5 memperlihatkan pola diurnal yang mengindikasikan perbedaan pola antara siang dan malam hari.

Konsentrasi PM2.5 cenderung mengalami peningkatan pada waktu dini hari hingga pagi dan menurun di siang hingga sore hari.

"Pada beberapa hari terakhir, PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3. PM2,5 dengan konsentrasi ini dapat dikategorikan dalam kategori kualitas udara tidak sehat," ujar Urip kepada Kompas.com, Sabtu (18/6/2022).

Tingginya konsentrasi PM2.5, dibandingkan hari-hari sebelumnya juga dapat terlihat saat kondisi udara di Jakarta secara kasat mata terlihat cukup pekat atau gelap.

Pada 17 Juni 2022 konsentrasi PM2.5 cenderung lebih rendah jika dibandingkan pagi hari pada saat 15 Juni 2022.

Pada tanggal 16-17 Juni konsentrasi PM2.5 cenderung turun dibandingkan tanggal 15 Juni saat terjadi konsentrasi yang cukup tinggi.

Baca juga: 14 Fakta Laporan Kualitas Udara Dunia 2021, Tak Ada Negara Penuhi Pedoman WHO

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com