Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Mematikan Ancam Koloni Lebah Madu di Dunia

Kompas.com - 09/06/2022, 19:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Euronews

KOMPAS.com - Populasi lebah di seluruh dunia mengalami ancaman akibat penyebaran virus mematikan yang menggerogoti sayap mereka.

Virus sayap cacat (DWV) pertama kali terdeteksi 40 tahun yang lalu. Tetapi menurut ilmuwan, jenis baru virus yang muncul di Belanda pada tahun 2001 dilaporkan sedang mengalami peningkatan.

Dikutip dari Euronews, Rabu (8/6/2022) lebah yang paling banyak terkena imbas dari virus yang ditularkan oleh tungau parasit yang disebut Varroa Destructor ini adalah lebah madu.

Tungau tersebut tak hanya menularkan virus di antara lebah madu. Menurut Profesor Robert Paxton, ahli zoologi dari Universitas Martin Luther Halle-Wittenberg (MLU) Jerman yang memimpin studi baru ini, tungau juga memakan jaringan lebah.

Baca juga: Apakah Lebah Mati Usai Sengat Manusia?

Paxton menjelaskan, setelah menganalisis data kasus DWV dari 20 tahun terakhir, para peneliti menemukan, bahwa mutasi virus telah menggantikan jenis asli di Eropa. Mutasi itu menyebar dengan cepat dan sekarang mengancam koloni lebah di seluruh dunia.

Australia merupakan satu-satunya daratan utama, di mana virus tersebut belum terdeteksi. Kemungkinan karena tungau Varroa belum dapat menyebar secara luas di sana.

Perusakan habitat, penggunaan pestisida, dan perubahaan iklim berkontribusi dalam penurunan jumlah serangga di dunia, salah satunya lebah.

Namun terlepas dari itu, virus sayap cacat jelas juga merupakan ancaman terbesar lain bagi lebah madu.

Setelah mengevaluasi sekitar 3000 kumpulan data lebah madu dan lebah bumblebee besar, Paxton menambahkan, bahwa studi laboratorium memperlihatkan varian baru mampu menularkan virus lebih mudah dan mampu membunuh lebah lebih cepat.

Baca juga: Lindungi dari Parasit, Lebah Madu Terapkan Social Distancing

Lantas bagaimana virus sayap cacat memengaruhi lebah?

Sayap yang mengecil adalah gejala yang paling jelas dari kedua virus DWV-A (strain asli) dan varian DWV-B. Tapi virus menyerang lebah dari dalam ke luar.

Selanjutnya, perut yang pendek dan bulat, serta kaki lumpuh adalah tanda lain yang memperlihatkan bahwa lebah bertahan. Setelah itu lebah punya waktu kurang dari 48 jam untuk hidup.

Paxton pun menyebut ada beberapa cara untuk melindungi lebah madu dari tungau Varroa dan virus.

"Yang paling penting adalah memperhatikan kebersihan sarang. Di sini, tindakan sederhana dapat membantu melindungi tak hanya koloninya sendiri dari Varroa, tetapi juga lebah liar yang tak dipelihara orang lain," katanya.

Lebih lanjut, belum pasti apakah virus akan memiliki konsekuensi yang sama menghancurkan pada lebah lainnya.

Namun untuk sementara, koloni lebah komersial atau dibudidayakan dan terinfeksi virus, tak mengalami tingkat kematian yang tinggi.

Baca juga: Kenapa Sengatan Lebah Sangat Menyakitkan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Euronews
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com