Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

G20 Dinilai Jadi Momentum bagi Indonesia Capai Target Net Zero Emission pada 2060

Kompas.com - 17/04/2022, 14:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia dinilai dapat meningkatkan kapabilitas energi terbarukan, untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada tahun 2060 atau lebih cepat. Hal ini dikarenakan Indonesia menjadi tuan rumah dari pertemuan negara-negara G20.

Project Manager Clean, Affordable, and Secure Energy for Southeast Asia (CASE) Indonesia – IESR Agus P Tampubolon, mengatakan bahwa di pertemuan G20 Indonesia berpeluang membangun kerja sama, serta mencari dukungan terkait energi bersih.

Pasalnya, sejak tahun 2017 hingga 2021 lebih dari 50 persen listrik di Indonesia dihasilkan dari pembangkit tenaga fosil, dan sisanya berasal dari energi terbarukan.

Baca juga: Pakar BRIN Sebut PLTN Bisa Jadi Sumber Energi Andalan untuk Mencapai Target Net Zero Emission

Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tahun 2021, penggunaan energi terbarukan di periode tersebut hanya mengalami peningkatan sebesar 2,4 sampai 2,5 gigawatt.

"Indonesia masih sangat memprioritaskan penggunaan energi fosil. Padahal, sesuai dengan komitmen di Persetujuan Paris kita harus mulai mengurangi emisi, salah satunya penggunaan pembangkit tenaga listrik," papar Agus dalam media briefing yang digelar di Jakarta, Kamis (14/4/2022).

Dijelaskan Agus, jika mengacu pada target net zero emission dan kesepakatan untuk mengurangi penggunaan batu bara sebagai sumber energi, maka tiga masalah utama yang ditetapkan Energy Transition Working Group (ETWG) sudah sangat tepat.

Adapun tiga hal tersebut dibahas dalam forum G20 yang dilaksanakan di Yogyakarta, pada Maret 2022 lalu dengan mengangkat isu aksesibilitas, teknologi, serta pendanaan.

Dengan Indonesia menetapkan isu transisi energi sebagai prioritas, kata dia, maka dapat memberikan target dan kebijakan baru.

Sehingga, negosiasi dengan pemimpin negara G20 mengenai bantuan teknis maupun pendanaan juga dapat dilakukan.

"Dengan potensi sumber energi terbarukan Indonesia yang tersebar, dan teknologi yang mendukung pemanfaatan semakin murah sudah saatnya pengembangan pembangkit listrik di Indonesia dikembangkan dengan pembangkit yang harganya lebih kompetitif," ujar Agus.

Baca juga: Jepang Harus Kaji Ulang Teknologi Batu Bara Bersih karena Tak Sesuai Target Net Zero Karbon

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com