Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Matahari yang Menjadi Pusat Tata Surya?

Kompas.com - 17/04/2022, 08:05 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Matahari adalah bintang berusia 4,5 miliar tahun, bola hidrogen dan helium yang sangat panas di pusat tata surya.

Matahari berjarak sekitar 150 juta kilometer dari Bumi. Tanpa energinya, kehidupan seperti saat ini mungkin tidak akan ada di Bumi.

Matahari merupakan objek terbesar di tata surya dengan volume yang membutuhkan 1,3 juta Bumi untuk mengisinya. 

Dilansir dari NASA, gravitasi Matahari menyatukan tata surya, menjaga segala sesuatu, mulai dari planet terbesar hingga puing-puing terkecil, tetap berada di orbit di sekitarnya.

Bagian terpanas Matahari adalah intinya yang memiliki suhu 15 juta derajat Celcius. 

Baca juga: Ledakan Bintik Matahari Mati Picu Munculnya Aurora, Ahli Jelaskan

Aktivitas Matahari, dari letusannya yang kuat hingga aliran partikel bermuatan yang dikirimnya, memengaruhi sifat ruang di seluruh tata surya.

NASA dan badan antariksa internasional lainnya terus memantau Matahari dengan armada pesawat ruang angkasa untuk mempelajari segala sesuatu mulai dari atmosfer hingga permukaannya, dan bahkan mengintip ke dalam Matahari.

Mengapa Matahari yang menjadi pusat tata surya?

Matahari adalah satu-satunya bintang di tata surya. Matahari menjadi pusat tata surya karena gravitasinya mampu menyatukan tata surya. 

Segala sesuatu di tata surya berputar di sekitar Matahari, mulai dari planet, asteroid, komet, dan serpihan kecil di ruang angkasa.

Mengikuti teori heliosentrisme, diketahui bahwa Bumi dan planet-planet lain di tata surya mengorbit mengelilingi Matahari.

Baca juga: Fakta Penting Badai Matahari 14 April 2022, Penyebab hingga Dampak

Dilansir dari Space.com, Nicolaus Copernicus mengusulkan model heliosentris dalam karyanya yang diterbitkan pada tahun 1543, menurut NASA Earth Observatory.

Teori yang mengatakan bahwa Matahari sebagai pusat adalah benar, namun model secara keseluruhan dianggap memiliki banyak ketidakakuratan. 

Karena model heliosentris awalnya dicetuskan tanpa teleskop, semua pengamatan harus dilakukan dengan mata telanjang dan instrumen sederhana. 

Posisi planet diprediksi sebagian besar dengan mengamati posisi dan ukurannya terhadap bintang.

Model heliosentris Copernicus adalah gagasan pertama yang diterima secara luas bahwa matahari adalah pusat tata surya, bukan Bumi. 

Baca juga: Apakah Manusia Bisa Hidup Tanpa Matahari?

Namun, Copernicus bukanlah orang pertama yang menyarankan hal ini. Seribu tahun sebelumnya, filosof Yunani abad ke-5, Philolaus dan Hicetas, menyatakan bahwa Bumi dapat mengitari objek yang berapi-api. 

Dua abad kemudian, astronom Yunani, Aristarchus dari Samos, mengatakan bahwa objek ini adalah Matahari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com