Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
BRIN
Badan Riset dan Inovasi Nasional

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah lembaga pemerintah yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. BRIN memiliki tugas menjalankan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi yang terintegrasi.

Astronomi Tawarkan Solusi Penyatuan Kalender Islam

Kompas.com - 13/04/2022, 11:05 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Thomas Djamaluddin

Perbedaan penentuan awal Ramadhan dan hari raya merupakan problem yang sudah lama terjadi. Dulu perbedaan lebih disebabkan karena perbedaan ketampakan hilal yang berbeda antar-wilayah.

Namun kemudian ketika ilmu hisab (perhitungan) telah berkembang dan dijadikan rujukan dalam penentuan waktu ibadah oleh sebagian kalangan, maka kadang terjadi perbedaan antara hasil hisab dan hasil rukyat (pengamatan).

Perbedaan selalu menimbulkan ketidaknyamanan, terutama bila terjadi perbedaan pada idul fitri. Idul fitri bukan hanya peristiwa ibadah masal, tetapi juga sudah menjadi bagian budaya.

Baca juga: Mengenal Rukyat dan Hisab, Cara untuk Menentukan Hilal Idul Fitri

Mengapa terjadi perbedaan? Banyak yang mengira perbedaan bersumber dari perbedaan metode penentuan awal bulan hijriyah. Perbedaan antara metode rukyat dan hisab.

Apalagi, perbedaan bukan hanya pada aspek praktis tanggal yang berbeda, tetapi yang paling mendasar adalah perbedaan dalil-dalil fikih (pemikiran tentang hukum-hukum ibadah).

Rukyat dan hisab dianggap sesuatu yang berbeda, sehingga wajar bila berbeda. Akhirnya, kemudian ada pihak-pihak yang menyerah pada keadaan. Mereka berpendapat, perbedaan tidak bisa diselesaikan sampai kapan pun.

Bisa Bersatu

Bila kita telusuri, sesungguhnya rukyat dan hisab dalam penentuan awal bulan hijriyah, khususnya Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjan, setara dan saling menggantikan.

Rukyat berdasarkan pengamatan langsung, tetapi dipandu dengan hasil hisab. Hisab didasarkan pada formulasi yang dirumuskan dari data rukyat jangka panjang.

Perbedaan hanyalah pada tataran cara pandang fikih. Ada yang menganggap rukyat yang paling kuat dalilnya dan itu merupakan bentuk ketaatan (ta’abudi) pada contoh Rasul.

Pihak lain menyatakan, hisab lebih praktis dan lebih akurat yang juga ada dasar hukumnya.

Dikotomi rukyat dan hisab seolah sudah melekat kuat, khususnya pada generasi tua. Namun kini ada kecenderungan baru, khususnya pada generasi muda yang makin melek teknologi.

Rukyat dan hisab sama perannya dalam penentuan awal bulan hijriyah. Rukyat makin menarik dengan bantuan teleskop dan perangkat kameranya digitalnya. Aplikasi pengolah citra pun tersedia dan aplikasi astronomi kini tersedia di internet.

Baca juga: 8 Data yang Jadi Pertimbangan Penentuan Hilal Awal Ramadhan 1443 Hijriyah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com