KOMPAS.com - Sinar gamma (g) adalah paket energi elektromagnetik (foton) yang dipancarkan oleh inti beberapa radionuklida setelah peluruhan radioaktif.
Foton gamma merupakan foton paling energik dalam spektrum elektromagnetik .
Dilansir dari Australian Radiation Protection and Nuclear Safety Agency (ARPANSA), sinar gamma adalah bentuk radiasi elektromagnetik (EMR).
Sinar gamma juga mirip dengan sinar-X. Bedanya, sinar gamma dipancarkan dari inti yang tereksitasi.
Radiasi elektromagnetik dapat dijelaskan dalam bentuk aliran foton, yang merupakan partikel tak bermassa yang masing-masing bergerak dalam pola seperti gelombang dan bergerak dengan kecepatan cahaya.
Baca juga: Pemindaian Sinar Kosmik Piramida Giza Bantu Ungkap Ruang Pemakaman Tersembunyi
Setiap foton mengandung sejumlah (atau bundel) energi dan semua radiasi elektromagnetik terdiri dari foton ini.
Foton sinar gamma memiliki energi tertinggi dalam spektrum ESDM dan gelombangnya memiliki panjang gelombang paling pendek.
Energi sinar gamma yang tinggi memungkinkan mereka melewati berbagai jenis material, termasuk jaringan tubuh manusia.
Bahan yang sangat padat, seperti timbal, biasanya digunakan sebagai pelindung untuk memperlambat atau menghentikan sinar gamma.
Radionuklida pemancar gamma adalah sumber radiasi yang paling banyak digunakan.
Baca juga: Peneliti Skotlandia Ciptakan Teknologi Sinar-X yang Diklaim 98 Persen Akurat Deteksi Covid-19
Tiga radionuklida yang paling berguna adalah kobalt-60, sesium-137, teknesium-99m dan amerisium-241.
Daya tembus sinar gamma memiliki banyak aplikasi. Namun, ini tidak membuatnya menjadi radioaktif.
Berikut adalah beberapa manfaat sinar gamma bagi manusia: