KOMPAS.com - Berpuasa di bulan Ramadhan menjadi suatu kewajiban bagi umat muslim yang bhalig, sehat, berakal, dan mampu menjalankannya.
Selama berpuasa, terjadi peningkatan asupan energi dari gula dan lemak yang dikonsumsi sehingga protein dan zat-zat gizi mikro, khususnya kalsium berpeluang besar mengalami penurunan.
Dijelaskan Pakar Gizi Klinik Dr. dr. Fiastuti Witjaksono MSc, MS, Sp.GK, puasa bermanfaat bagi kesehatan untuk menstabilkan gula darah, kolesterol darah, memastikan detak jantung teratur, dan menurunkan berat badan.
Baca juga: Ibu Hamil Boleh Puasa, Asalkan...
Selain itu, puasa memberikan manfaat menurunkan tekanan darah tinggi sistolik sebesar 6-10 persen dan diastolic sebesar 4-10 persen.
Kendati begitu, selama berpuasa tubuh akan beradaptasi dan mengalami perubahan fungsi akibat berkurangnya asupan nutrisi selama lebih dari 12 jam, yang dapat membuat tubuh terasa lapar, haus, lesu, kurang tenaga, daya tahan tubuh menurun, hingga konstipasi.
Fiastuti memaparkan, berpuasa akan membuat pola makan berubah, sehingga penting sekali mengatur asupan gizi saat sahur dan berbuka, agar tubuh tetap memiliki energi yang cukup untuk beraktivitas.
“Energi bisa didapatkan dengan mengonsumsi makanan bergizi dan susu,” papar Fiastuti dalam webinar yang diadakan Anlene seperti dikutip Kompas.com, Sabtu.
Fiastuti menuturkan, waktu makan saat berpuasa akan terbagi menjadi tiga, yaitu sahur, buka, dan setelah shalat tarawih.
Pembagian porsi makanan ketika menjalankan puasa terdiri dari 40 persen saat sahur dan 60 persen saat berbuka, sebagai berikut:
- Sahur (40 persen)
- Buka (60 persen)
Baca juga: Apa Saja Manfaat Madu untuk Menjaga Sistem Imunitas Tubuh?