Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Galaksi yang Kita Tinggali Disebut Galaksi Bima Sakti?

Kompas.com - 02/04/2022, 19:01 WIB
Zintan Prihatini,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Alam semesta adalah tempat di mana terdapat miliaran bintang, planet, dan galaksi di dalamnya. Bumi yang kita tinggali merupakan bagian dari Galaksi Bima Sakti, salah satu dari banyaknya galaksi yang ada di alam semesta.

Dilansir dari Science ABC, Senin (17/1/2022) Milky Way atau galaksi Bima Sakti adalah galaksi spiral yang diameternya berkisar antara 100.000 hingga 120.000 tahun cahaya.

Sederhananya, satu tahun cahaya setara dengan 9,461 triliun kilometer jauhnya. Anda dapat membayangkan betapa luasnya galaksi yang menjadi rumah bagi planet kita ini. 

Sehingga tak heran jika galaksi Bima Sakti disebut sebagai rahasia alam semesta, dengan ukurannya yang sangat luar biasa besar.

Mengingat betapa besarnya Galaksi Bima Sakti, bagian dari alam semesta ini pun menjadi tempat bagi objek lain selain Bumi yakni planet Merkurius, Venus, Mars, Saturnus, Jupiter, Uranus, dan Neptunus.

Semua planet tersebut mengelilingi bintang besar yang bernama Matahari.

Baca juga: Struktur Terpanjang di Galaksi Bima Sakti Ditemukan, Seperti Apa?

Para ahli memperkirakan galaksi ini memiliki setidaknya 100 miliar planet, sekitar 400 miliar bintang, dan miliaran objek luar angkasa lainnya.

Galaksi Bima Sakti bahkan disebut sebagai galaksi terbesar kedua sebelum Galaksi Triangulum atau M33.

Lantas, kenapa galaksi ini disebut galaksi Bima Sakti?

Faktanya, nama Galaksi Bima Sakti tidak lepas dari orang Romawi Kuno yang menyebutnya 'via lactea', dan secara harfiah berarti Bima Sakti atau jalan. Selain itu, kata galaxy juga berasal dari bahasa Yunani Kuno untuk susu.

Orang Romawi menamakannya via lactea karena galaksi ini tampak seperti sepetak susu di langit malam, yang berada tepat di atas Bumi.

Sementara itu, mitos Yunani Kuno tentang pembentukan Galaksi Bima Sakti atau Milky Way ini diabadikan oleh seniman Renaissance Jacopo Tintoretto dalam lukisan "The Origin of the Milky Way" tahun 1575-an.

Baca juga: 5 Fakta Galaksi Bima Sakti, Galaksi dengan 200 Miliar Bintang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com