Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Proses Perubahan Energi yang Terjadi pada PLTA?

Kompas.com - 01/04/2022, 12:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia telah mengembangkan beberapa sumber energi listrik alternatif.

Adapun sumber energi listrik alternatif yang umum dimanfaatkan adalah matahari, angin, air, hingga sampah.

Pengguna sumber-sumber energi listrik alternatif ini berguna untuk mengatasi masalah krisis energi.

Pembangkit listrik tenaga air (PLTA)

Sesuai dengan namanya, PLTA menggunakan air sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik.

PLTA biasanya dibangun di dekat waduk atau sungai yang memiliki aliran air yang besar. 

Baca juga: Pakar BRIN Sebut PLTN Bisa Jadi Sumber Energi Andalan untuk Mencapai Target Net Zero Emission

Air adalah sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat. Air juga menyimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir).

Proses perubahan energi yang terjadi pada PLTA

Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, energi air dapat dimanfaatkan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik.

Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang terdapat pada air terjun sungai.

Proses perubahan energi yang terjadi pada PLTA dimulai dengan mengubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air).

Kemudian, energi mekanik diubah menjadi energi listrik dengan bantuan generator.

Baca juga: Ilmuwan Deteksi Objek Misterius yang Lepaskan Energi Radio Setiap 18 Menit

Setelah itu, energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat hingga sampai ke rumah-rumah penduduk.

Bagian-bagian PLTA

Berikut adalah bagian-bagian yang penting dalam proses perubahan energi yang terjadi pada PLTA:

1. Bendungan

Bendungan berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar untuk menciptakan tinggi jatuh air agar tenaga yang dihasilkan juga besar. 

Selain itu, bendungan juga berfungsi untuk mengendalikan banjir.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com