KOMPAS.com - Indonesia telah mengembangkan beberapa sumber energi listrik alternatif.
Adapun sumber energi listrik alternatif yang umum dimanfaatkan adalah matahari, angin, air, hingga sampah.
Pengguna sumber-sumber energi listrik alternatif ini berguna untuk mengatasi masalah krisis energi.
Sesuai dengan namanya, PLTA menggunakan air sebagai sumber energi untuk menghasilkan listrik.
PLTA biasanya dibangun di dekat waduk atau sungai yang memiliki aliran air yang besar.
Baca juga: Pakar BRIN Sebut PLTN Bisa Jadi Sumber Energi Andalan untuk Mencapai Target Net Zero Emission
Air adalah sumber energi yang murah dan relatif mudah didapat. Air juga menyimpan energi potensial (pada air jatuh) dan energi kinetik (pada air mengalir).
Dilansir dari Sumber Belajar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, energi air dapat dimanfaatkan dalam wujud energi mekanis maupun energi listrik.
Pemanfaatan energi air banyak dilakukan dengan menggunakan kincir air atau turbin air yang terdapat pada air terjun sungai.
Proses perubahan energi yang terjadi pada PLTA dimulai dengan mengubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air).
Kemudian, energi mekanik diubah menjadi energi listrik dengan bantuan generator.
Baca juga: Ilmuwan Deteksi Objek Misterius yang Lepaskan Energi Radio Setiap 18 Menit
Setelah itu, energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat hingga sampai ke rumah-rumah penduduk.
Berikut adalah bagian-bagian yang penting dalam proses perubahan energi yang terjadi pada PLTA:
1. Bendungan
Bendungan berfungsi untuk menampung air dalam jumlah besar untuk menciptakan tinggi jatuh air agar tenaga yang dihasilkan juga besar.
Selain itu, bendungan juga berfungsi untuk mengendalikan banjir.