Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerakan Mematikan Lampu Selama Satu Jam, Catat Tanggal Earth Hour 2022

Kompas.com - 24/03/2022, 18:30 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perubahan iklim yang terjadi membuat siapa pun harus lebih menjaga alam demi kelangsungan anak cucu di masa depan.

Earth hour mejadi salah satu gerakan terbesar untuk lingkungan yang telah diikuti oleh lebih dari 190 negara dan wilayah, serta miliaran orang di dunia. Tahun ini, earth hour kembali diadakan dengan mengusung pesan solidaritas untuk manusia dan bumi.

Sebagai informasi, earth hour tahun ini akan berlangsung pada Sabtu (26/3/2022) pukul 20.30 waktu setempat. Earth hour mengajak orang-orang mengkampanyekan hemat energi, dengan memperingatinya dengan mematikan lampu selama satu jam.

Nantinya, Masjid Raya Baiturrahman Aceh, Islamic Centre di Mataram, dan Monumen Jayandaru Sidoarjo akan mengambil bagian dalam momen mematikan lampu secara simbolis di tahun ini.

Baca juga: Peringatan Earth Hour, 4 Sumber Energi Ini Juga Bisa Selamatkan Bumi

Earth hour di Indonesia

Melansir informasi resmi dari WWF Indonesia, earth hour di Tanah Air diinisiasi tahun 2009.

Hingga 2021, kegiatan ini didukung oleh pemerintah daerah di 200 kota dan digerakkan oleh 1068 volunter aktif yang tersebar di 30 kota, serta didukung melalui akivasi digital.

Sejak tahun 2014 sampai dengan 2021, Komunitas Earth Hour terlibat aktif dalam menginisiasi program konservasi dan telah melakukan transplantasi terumbu karang sebanyak 1460 pada 5 titik lokasi di Bali.

Selain itu, juga dilakukan aksi pembibitan dan penanaman mangrove sebanyak 13.110 bibit di 6 wilayah yaitu Bali, Surabaya, Balikpapan, Aceh, Tangerang, dan Serang.

Act. CEO Yayasan WWF Indonesia Aditya Bayunanda mengatakan, bahwa anak muda dapat menjadi penggerak dalam upaya melindungi alam.

“Anak muda merupakan ujung tombak penentu masa depan alam Indonesia yang lebih baik, untuk itu sangat penting bagi kita dalam mendorong lebih banyak lagi gerakan anak muda khususnya yang memperhatikan kondisi lingkungan,” ujar Aditya, Kamis (24/3/2022).

Apalagi, Bumi tengah terancam kelestariannya, dengan penurunan keragaman hayati dunia dan krisis iklim terjadi akibat aktivitas manusia.

“Dampaknya sudah sangat dirasakan saat ini, seperti cuaca ekstrem, banjir bandang, bahkan pandemi Covid-19,” tutur Aditya.

Untuk itu, kolaborasi bersama diharapkan dapat menciptakan gerakan-gerakan positif lainnya dalam mendorong perubahan perilaku manusia dan peran setiap individu dalam menyelamatkan bumi.

Baca juga: Cara Mudah Mengurangi Penggunaan Plastik untuk Selamatkan Bumi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com