KOMPAS.com - Bukan pada orang dewasa saja, obesitas juga bisa dialami oleh anak-anak. Obesitas merupakan kondisi yang disebabkan karena penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan.
Sementara itu, obesitas pada anak berpotensi menimbulkan berbagai penyakit lainnya yang sulit untuk dikelola. Kondisi ini juga disebabkan karena ketidakseimbangan antara asupan energi dan keluaran energi, sehingga terjadi kelebihan energi yang disimpan dalam bentuk jaringan lemak.
Dipaparkan perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Winra Pratita, gejala obesitas pada anak sebenarnya bisa diamati. Adapun gejala klinis klinis yang mungkin muncul di antaranya meliputi:
Baca juga: Hati-hati, Makanan Ultra Proses Sebabkan Anak Obesitas Saat Dewasa
“Pada ekstremitas sering juga tungkai berbentuk X akibat kenaikan berat badan yang sangat berlebihan dalam waktu yang singkat. Kemudian gerakan panggul terbatas, dan pada sistem reproduksi laki-laki penis tampak kecil,” ujar Winra dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Rabu (2/3/2022).
Akan tetapi, dr Winra menegaskan, bahwa diagnosis obesitas pada anak memerlukan pemeriksaan antropometri yang mencakup berat badan, panjang badan atau tinggi badan indeks massa tubuh.
Selain gejala klinis, obesitas pada anak pun dapat menyebabkan komplikasi mulai dari ujung kepala, hingga ujung kaki.
Obesitas bisa memicu depresi, dan menurunnya rasa percaya diri anak. Kemudian di bagian paru-paru, anak kemungkinan dapat mengalami asma, ataupun sleep apnea pada saat tidur.
Untuk diketahui, sleep apnea adalah gangguan tidur yang menyebabkan pernapasan seseorang berhenti sementara selama beberapa kali. Hal ini bisa ditandai dengan anak yang mendengkur saat tidur.
Anak yang obesitas juga berisiko mengalami kelainan jantung, kolesterolnya tinggi, atau peningkatan tekanan darah. Selanjutnya, dapat terjadi perlemakan di bagian hati, dan bisa mencetuskan GERD (gastroesophageal reflux disease). Mereka juga berisiko mengalami diabetes tipe 2,serta artritis atau nyeri pada sendi.
“Dan bisa juga kakinya bengkok akibat penimbunan berat badan yang sangat masif dalam waktu yang sangat singkat," ungkap dr Winra.
"Tak hanya itu, bagian reproduksinya biasanya kalau anak perempuan bisa jadi menstruasinya tidak teratur atau mungkin lebih cepat daripada kawan-kawannya. Itu yang harus kita hindari,” lanjutnya.
Baca juga: Apa Hubungan Obesitas dan Gagal Jantung? Ini Penjelasan Dokter Jantung