Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/03/2022, 11:32 WIB
Lulu Lukyani

Penulis

KOMPAS.com - Istilah "metamorfosis" umumnya digunakan untuk merujuk pada proses perubahan serangga.

Namun, istilah "metamorfosis" merupakan istilah luas yang menunjukkan perubahan dari satu hal ke hal lain. 

Bahkan bebatuan, yang tampaknya konstan, dapat berubah menjadi jenis batu baru. 

Misalnya, jenis batuan yang sifat fisika dan kimianya dapat berubah karena pengaruh tekanan yang kuat disebut batuan metamorf.

Batuan metamorf

Dilansir dari National Geographic, dalam siklus batuan, terdapat tiga jenis batuan, yakni sedimen, beku, dan metamorf. 

Baca juga: Penelitian BRIN Ungkap Karang Batu Simpan Arsip Data Iklim Masa Lampau

Batuan sedimen dan batuan beku dimulai dari suatu zat selain batu. Batuan sedimen awalnya adalah sedimen yang dipadatkan di bawah tekanan tinggi, sedangkan batuan beku terbentuk ketika magma atau lava cair mendingin dan mengeras.

Sementara itu, batuan metamorf dimulai sebagai batuan, baik sedimen, beku, atau bahkan jenis batuan metamorf yang berbeda.

Kemudian, akibat berbagai kondisi di dalam Bumi, batuan yang ada diubah menjadi batuan metamorf jenis baru.

Butuh kondisi yang sangat spesifik untuk membentuk batuan metamorf. 

Batuan yang ada harus terkena panas tinggi, tekanan tinggi, atau cairan panas yang kaya mineral.

Baca juga: Surabaya Hujan Es Batu, Ini Fakta Penyebab Hujan Es hingga Wilayah Berpotensi Terjadi Lagi

Kondisi-kondisi tersebut paling sering ditemukan jauh di dalam kerak bumi atau di batas lempeng, di mana lempeng tektonik bertabrakan. 

Untuk membentuk batuan metamorf, sangat penting bahwa batuan yang ada tetap kokoh dan tidak meleleh. 

Jika terlalu banyak panas atau tekanan, batuan akan meleleh dan menjadi magma. 

Pada gilirannya, ini akan menghasilkan pembentukan batuan beku, bukan batuan metamorf.

Misalnya, granit adalah batuan beku yang terbentuk ketika magma mendingin relatif lambat di bawah tanah. 

Baca juga: Orangutan Bisa Gunakan Alat Batu sebagai Palu dan Pisau

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com