Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Ginjal Kronik, Penyebab, Gejala, hingga Cara Mencegahnya

Kompas.com - 19/02/2022, 18:00 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penyakit ginjal kronik (PGK) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat secara global, di mana angka kejadian atau prevalensinya semakin meningkat.

Di Indonesia, prevalensi penyakit ginjal kronik menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan di tahun 2018 sebanyak 3,8 per 1000 penduduk, atau sekitar 1.017.260 orang.

Dipaparkan Sekjen Indonesian Society of Hypertension (InaSH) dr Djoko Wibisono, Sp.PD-KGH, dari total seluruh penduduk Indonesia yang menderita penyakit ginjal kronik, 19,3 persen di antaranya tercatat menjalani cuci darah (hemodialisis).

"Penyakit ginjal kronik adalah suatu keadaan di mana ginjal mengalami kelainan struktur atau gangguan fungsi ginjal yang berlangsung lebih dari 3 bulan," jelas Djoko dalam konferensi pers virtual Apakah Tatalaksana Hipertensi di Masa Covid-19 Ada Perbedaan?; Jumat (18/2/2022).

Baca juga: 7 Kebiasaan yang Merusak Ginjal, Salah Satunya Kurang Minum Air Putih

"Kemudian, estimasi laju filtrasinya (eLFG) kurang dari 60ml/menit dan berlangsung lebih dari 3 bulan dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal," sambung dia.

Penyebab penyakit ginjal kronik

Adapun penyebab penyakit ginjal kronik menurut dr Djoko bisa dikarenakan berbagai hal, di antaranya:

  • Hipertensi atau tekanan darah tinggi
  • Diabetes
  • Glumerulonefritis atau peradangan di ginjal
  • Kolesterol tinggi
  • Penyakit ginjal polikistik
  • Obstruksi
  • Serta konsumsi obat-obatan

"Hipertensi berbahaya karena bisa merusak organ penting mulai dari otak menjadi stroke, pembuluh darah menjadi serangan jantung, dan ginjal lambat laun mengalami kebocoran ginjal," kata dia.

"Kalau tidak diobati ginjalnya menjadi sclerosis, mengecil, mengeras, dan gagal ginjal, dan berujung kematian," ungkap Djoko.

Dokter Djoko juga menyoroti pengontrolan tekanan darah untuk menghindari terjadinya stroke, kebutaan di mata, serangan jantung, dan penyakit ginjal kronik.

"Pengendalian tekanan darah sangat penting, dikendalikan sampai seumur hidup, supaya tetap sehat," imbuhnya.

Baca juga: 7 Penyebab Ginjal Bocor atau Albuminuria

Tanda dan gejala penyakit ginjal kronik

Menurut dia, gejala penyakit ginjal kronik belum muncul pada seseorang yang masih memasuki tahapan stadium 1 dan 2. Oleh karena itu, deteksi dini penyakit ginjal kronis sangat penting dilakukan.

"Deteksi dini sangat dianjurkan kepada masyarakat supaya jangan tunggu sakit baru check-up. Termasuk penyakit ginjal ini kalau tidak dicek darahnya, tidak dicek urine-ya tidak tahu (kondisi ginjal)," terang Djoko.

Gejala penyakit ginjal kronik yang bisa muncul pada seseorang, antara lain:

  • Gatal-gatal
  • Adanya darah atau protein dalam urine yang dideteksi saat tes urine
  • Kram otot dan kejang otot
  • Kehilangan berat badan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Cegukan
  • Lemas
  • Pembengkakan pada pergelangan kaki, kaki, atau tangan
  • Tekanan darah yang sulit dikendalikan
  • Nyeri pada dada, akibat cairan menumpuk di sekitar jantung.
  • Sesak nafas
  • Mual dan muntah
  • Gangguan tidur
  • Disfungsi ereksi pada pria

"Kita harus mendeteksi (penyakit ginjal) termasuk hipertensi, kalau normal kita bisa mencegah, kalau sudah terkena bisa diobati atau menghambat penyakitnya, dan ini biayanya tidak mahal," jelasnya.

Baca juga: Mengapa Manusia Bisa Hidup dengan Satu Ginjal?

Cara mencegah penyakit ginjal kronik

Kendati merupakan penyakit yang serius, Djoko menyampaikan bahwa penyakit ginjal kronik dapat dicegah maupun diobati. Sebab, pasien yang menjalani prosedur cuci darah dengan teratur masih memiliki kualitas hidup yang baik.

Sementara, untuk mencegah penyakit ginjal kronik bisa dilakukan dengan 7 cara, meliputi:

  1. Olahraga rutin
  2. Mengonsumsi makanan yang sehat
  3. Kontrol tekanan darah
  4. Kontrol gula darah
  5. Tidak merokok
  6. Tidak mengonsumsi obat sembarangan
  7. Rutin lakukan pemeriksaan kesehatan

"Orang dengan tekanan darah tinggi, atau kadar gula tinggi, perlu evaluasi lebih lanjut karena kontrol hipertensi dan diabetes adalah faktor kunci pencegahan penyakit ginjal kronik," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com