Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Puluhan Satelit Starlink SpaceX Rusak akibat Dihantam Gelombang Geomagnetik

Kompas.com - 10/02/2022, 11:05 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebanyak 40 dari 49 satelit Starlink milik SpaceX dilaporkan mengalami kerusakan. Pihak SpaceX menyatakan bahwa puluhan satelit yang diluncurkan pekan lalu itu rusak usai diterjang gelombang geomagnetik dari badai matahari.

Dilansir dari The Guardian, Rabu (9/2/2022) perusahaan Elon Musk telah menerbangkan satelit Starlink ke orbit rendah Bumi pada 3 Februari lalu dari Kennedy Space Center di Florida.

Akan tetapi, 80 persen dari satelit itu diperkirakan akan terbakar dan tidak mencapai titik orbit yang dituju.

Badai geomagnetik ini, katanya, disebabkan oleh matahari yang melepaskan partikel angin panas kemudian menabrak Bumi.

Baca juga: Satelit SpaceX Berpotensi Gagalkan Astronom Mendeteksi Asteroid yang Mengancam Bumi

Akhirnya partikel tersebut mengacaukan medan magnet planet, serta mengganggu satelit sehingga mengacaukan orbitnya.

"Sayangnya, satelit yang diluncurkan pada hari Kamis secara langsung dipengaruhi oleh badai geomagnetik yang terjadi pada hari Jumat," ujar perwakilan SpaceX dalam sebuah pernyataan.

“Badai ini menyebabkan atmosfer menghangat dan kepadatan atmosfer di ketinggian penyebaran rendah kami meningkat," lanjutnya.

Kendati demikian, hasil analisis menunjukkan, bahwa satelit tidak pernah keluar posisinya dan tidak dapat menaikkan orbitnya. Kondisi tersebut membuat 40 satelit Starlink SpaceX masuk kembali atau sudah memasuki atmosfer Bumi pada Selasa 8 Februari 2022.

Ketika satelit mengalami hal tersebut, otomatis akan mengakhiri hidup satelit yang berumur singkat. SpaceX juga mengatakan tidak akan menimbulkan risiko bagi satelit lain.

“Satelit yang mengalami deorbit tidak menimbulkan risiko tabrakan dengan satelit lain. Satelit Starlink dirancang untuk hancur saat memasuki kembali atmosfer Bumi," jelas SpaceX.

Mereka pun menyebut tidak ada puing-puing dari bagian satelit yang menyentuh permukaan tanah.

Baca juga: SpaceX Elon Musk Berencana untuk Luncurkan 52 Roket di Tahun 2022

Sejauh ini, SpaceX Elon Musk telah meluncurkan sebanyak 2.000 satelit Starlink dan memiliki izin dari otoritas Amerika Serikat untuk mengirim hingga total 12.000 satelit dan menempatkannya di orbit.

Di sisi lain, rencana tersebut menjadi perhatian bagi para astronom yang mengkhawatirkan megakonstelasi dari puluhan ribu satelit di orbit.

Pasalnya, hal itu dinilai dapat merusak langit malam dan juga menghambat kemampuan para ilmuwan untuk mempelajari alam semesta.

Kepala Badan Antariksa Eropa (ESA), Josef Aschbacher menyarankan agar membuat aturan terkait penerbangan ke luar angkasa.

Selain itu, dia juga meminta adanya tindakan dari Uni Eropa untuk memastikan, bahwa konstelasi jaringan internet satelit SpaceX tidak mencegah negara lain untuk meluncurkan satelit mereka sendiri.

SpaceX juga dilaporkan pernah membuat para peneliti di China murka hingga melayangkan surat resmi ke kantor urusan luar angkasa PBB, lantaran satelit Starlink dianggap membahayakan stasiun antariksa Tianhe milik negara itu.

Baca juga: Roket SpaceX Elon Musk Akan Tabrak dan Meledak di Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com