Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

NASA Berencana Jatuhkan Stasiun Luar Angkasa Internasional ke Samudra Pasifik pada 2030

Kompas.com - 04/02/2022, 08:03 WIB
Zintan Prihatini,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber CNN

KOMPAS.com - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berencana menjatuhkan International Space Station (ISS) atau Stasiun Luar Angkasa Internasional pada akhir tahun 2030.

Pihaknya menyebutkan, ISS yang biasanya digunakan sebagai laboratorium penelitian di luar Bumi, akan dijatuhkan ke wilayah terpencil Samudra Pasifik yang dikenal sebagai Point Nemo.

Point Nemo merupakan wilayah di lautan yang jaraknya sangat jauh dari darat, dan diketahui telah menjadi tempat pembuangan banyak pesawat luar angkasa milik Amerika Serikat, Jepang, ataupun negara Eropa lainnya.

Area tersebut berjarak sekitar 4.828 kilometer dari pantai timur Selandia Baru dan 3.218 kilometer jauhnya di utara Antartika.

Baca juga: Astronot Rayakan Panen Cabai Pertama di Stasiun Luar Angkasa Internasional

NASA memastikan bahwa ISS akan melakukan manuver dorong yang aman saat memasuki atmosfer Bumi.

Dilansir dari CNN, Rabu (2/2/2022), Stasiun Luar Angkasa Internasional NASA pertama kali diluncurkan pada tahun 2000, dan telah mengorbit sekitar 445 kilometer di atas Bumi dengan membawa lebih dari 200 astronot dari 19 negara untuk menjalankan misi luar angkasa.

Sementara itu, untuk mengganti ISS, NASA akan menggunakan platform ruang angkasa baru yang dioperasikan secara komersial sebagai wahana untuk kolaborasi dan menjalankan penelitian ilmiah.

“Sektor swasta secara teknis dan finansial mampu mengembangkan dan mengoperasikan secara komersial menuju orbit rendah Bumi, dengan bantuan NASA," papar direktur commercial space NASA, Phil McAlister.

Dia juga berharap NASA dapat membagikan informasi serta pengalaman operasi di luar angkasa kepada sektor swasta agar dapat melakukan perjalanan yang aman, andal, dan hemat biaya.

"Laporan yang telah kami sampaikan ke Kongres menjelaskan secara rinci, rencana komprehensif kami untuk memastikan transisi secara perlahan menuju komersial setelah pensiun dari Stasiun Luar Angkasa Internasional pada tahun 2030," lanjutnya.

Baca juga: 6 Bulan Tinggal di ISS, Nanti Malam 4 Astronot Crew-2 Mendarat di Bumi

Misi ISS delapan tahun ke depan

Kendati segera diberhentikan selama delapan tahun ke depan, ISS dijadwalkan untuk digunakan para ilmuwan sebagai analog dalam misi transit di Mars.

"Stasiun Luar Angkasa Internasional memasuki dekade ketiga dan paling produktif sebagai platform ilmiah yang inovatif dalam microgravity," terang Robyn Gatens, selaku Direktur ISS NASA.

Dalam tiga dekade sejak peluncurannya, Gatens berkata bahwa ISS milik NASA telah menghubungkan para ilmuwan di seluruh dunia dalam mengeksplorasi sekaligus menggunakan teknologi bagi penelitian manusia.

"Kami berharap dapat memaksimalkan pengembalian ini dari stasiun luar angkasa hingga 2030 sambil merencanakan transisi menuju keluar angkasa komersial yang segera dilakukan," ungkapnya.

Baca juga: Mengagumkan, Foto Bumi di Malam Hari Ini Diambil Astronot dari ISS

Di sisi lain, Stasiun Luar Angkasa Internasional telah digunakan banyak astronot untuk melakukan berbagai eksperimen di luar angkasa. Misalnya, pada tahun 2016 astronot NASA bernama Kate Rubins petama kali mengurutkan DNA di luar angkasa.

Selain itu, para astronot juga mempelajari cara menanam selada dan sayuran hijau di luar angkasa sekaligus memanennya di tahun 2015.

Kini, mereka bahkan mulai menanam lobak dan cabai yang mungkin dapat membantu astronot untuk membuat sumber bahan pangan mereka sendiri di luar angkasa.

Baca juga: Tak Terhindarkan, ISS Ditabrak Puing Sampah Luar Angkasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com