Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Perubahan Iklim, Bunga di Inggris Mekar Sebulan Lebih Awal

Kompas.com - 03/02/2022, 12:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Perubahan iklim menyebabkan tanaman di Inggris berbunga rata-rata sebulan lebih awal. Hal tersebut dapat memiliki konsekuensi besar bagi satwa liar dan juga pertanian.

Temuan ini sendiri didapat berdasarkan analisis basis data citizen science dan catatan yang berasal dari pertengahan abad ke-18.

Mengutip Phys, Rabu (2/2/2022) peneliti menganalisis lebih dari 400.000 pengamatan dari 406 spesies tanaman di Nature's Calendar yang dikelola oleh Woodland Trust antara tahun 1753 hingga 2019.

Baca juga: Penurunan Jumlah Hewan Bikin Tanaman Sulit Beradaptasi dengan Perubahan Iklim

Mereka menggunakan data pengamatan tanggal berbunga pertama dari pohon, semak, herba, di Kepulauan Channel hingga Shetland serta dari Irlandia Utara hingga Suffolk.

Peneliti kemudian mengklasifikasikan pengamatan dengan berbagai cara, yakni berdasarkan lokasi, ketinggian, dan apakah mereka berasal dari daerah perkotaan atau pedesaan. Tanggal berbunga pertama kemudian dibandingkan dengan catatan iklim bulanan.

Hasilnya mereka menemukan, bahwa rata-rata tanggal berbunga pertama dari tahun 1987 hingga 2019 adalah satu bulan lebih awal dari rata-rata tanggal berbunga pertama tahun 1753 hingga 1986.

Periode tersebut bertepatan dengan percepatan pemanasan global yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

Jadwal bunga mekar yang lebih awal ini pun dapat memiliki konsekuensi bagi ekosistem dan pertanian Inggris. Misalnya saja jika pohon buah-buahan berbunga lebih awal setelah musim dingin yang sejuk maka tanaman tak akan berkembang karena bunga terkena embun beku.

"Hasilnya benar-benar mengkhawatirkan. Ketika tanaman berbunga terlalu dini, embun beku yang terlambat dapat membuat tanaman ini mati," ungkap Profesor Ulf Büntgen, penulis utama studi dari Departemen Geografi Cambridge.

Tetapi risiko yang lebih besar menurutnya adalah ketidakcocokan ekologis. Tanaman, serangga, burung, dan satwa liar lainnya telah berevolusi bersama di titik tertentu dan sinkron dalam tahap perkembangannya.

Sebagai gambaran saat tanaman tertentu berbunga maka akan menark jenis serangga dan menarik jenis burung tertentu pula, dan seterusnya.

Baca juga: Ribuan Rusa Kutub Kabur Cari Makan, Ilmuwan Sebut Dampak Perubahan Iklim

Tapi jika satu komponen merespons lebih cepat daripada yang lain, ada risiko bahwa mereka tak akan sinkron yang dapat menyebabkan kepunahan jika tak dapat beradaptasi dengan cukup cepat.

"Pemantauan berkelanjutan diperlukan untuk memastikan bahwa kita lebih memahami konsekuensi dari perubahan iklim," kata rekan penulis Profesor Tim Sparks dari Departemen Zoologi Cambridge.

Studi dipublikasikan di Proceedings of the Royal Society B.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com