Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Molnupiravir dan Favipiravir, Obat Covid-19 untuk Gejala Ringan

Kompas.com - 27/01/2022, 19:01 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberikan obat gratis bagi pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri (isoman), melalui fasilitas layanan telemedisin.

Dalam daftar obat yang diberikan, pasien isoman bergejala ringan akan diberikan multivitamin, parasetamol, dan obat favipiravir atau molnupiravir.

Obat ini diberikan untuk pasien berusia 18 tahun ke atas, dengan dosis selama 10 hari.

Baca juga: 11 Telemedicine untuk Pasien Covid-19 dan Mekanismenya

Apa itu favipiravir dan molnupiravir?

Hasil penelitian menunjukkan molnupiravir mampu mengurangi gejala parah hingga kematian pada pasien yang terinfeksi corona.

Molnupiravir dikembangkan Merck dan Ridgeback Biotherapeutics untuk mengobati Covid-19 ringan hingga sedang pada orang dewasa yang berisiko terkena penyakit parah.

Pil antivirus oral ini diminum dalam beberapa hari pertama setelah terpapar Covid-19 dan mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian sebesar 30-50 persen.

Obat ini diberikan dalam jumlah 40 tablet, untuk diminum pasien dengan dosis 2x4 tablet per hari, selama lima hari awal terinfeksi.

Telah ditegaskan, bahwa molnupiravir hanya tersedia dengan resep dokter dan harus dikonsumsi sesegera mungkin, setelah terpapar virus dalam jangka waktu lima hari setelah muncul gejala.

Obat ini tidak diizinkan untuk pasien berusia di bawah 18 tahun, karena dapat berdampak pada pertumbuhan tulang dan tulang rawan.

Selain itu, molnupiravir tidak digunakan bagi seseorang yang belum atau sudah tertular Covid-19, dan pasien yang dirawat karena corona di rumah sakit.

Baca juga: WHO Rekomendasikan Dua Obat Baru untuk Covid-19, Apa Saja?

Favipiravir pertama kali dikembangkan oleh Toyama Chemicals Jepang. Obat ini digunakan sebagai terapi influenza dan terbukti mampu melawan infeksi virus Ebola.

Obat favipiravir bekerja dengan mekanisme menghambat RNA-dependent RNA polymerase pada sel virus sehingga replikasi virus terganggu.

Mekanisme tersebut membuat favipiravir menjadi obat antivirus dengan spektrum yang luas.

Favipiravir dapat digunakan pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan hingga berat, dengan dosis 200 mg diberikan dalam jumlah 40 kaplet.

Kendati begitu, penggunaannya masih sangat terbatas, tidak boleh diberikan untuk ibu hamil atau perempuan yang merencanakan kehamilan.

Penggunaan obat ini disebut cukup efektif mengobati Covid-19, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas, keamanan, dan efek sampingnya.

Baca juga: Pasien Omicron di Jabodetabek Bisa Dapat Pelayanan dan Obat Covid-19 Gratis, Ini Syaratnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com