Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kali, Astronom Amati Kematian Bintang Raksasa

Kompas.com - 09/01/2022, 11:01 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Kematian bintang menjadi salah satu peristiwa dramatis di luar angkasa yang cukup jarang teramati.

Namun untuk pertama kalinya, para astronom berhasil mengamati secara langsung akhir dramatis kehidupan sebuah bintang super raksasa merah.

Mereka menyaksikan dengan cepat proses dari bintang masif yang mengalami pergolakan kematian terakhir sebelum runtuh menjadi ledakan supernova tipe II.

Bintang super raksasa ini terletak di galaksi NGC 5731 dan berjarak sekitar 120 juta tahun cahaya dari Bumi. Sebelum meledak, bintang tersebut berukuran 10 kali lebih besar daripada Matahari.

Baca juga: Bintang Raksasa Dekat Pusat Galaksi Bima Sakti Berkedip, Apa Itu?

Mengutip Phys, Sabtu (8/1/2022) astronom berhasil mengamati peristiwa ini dengan menggunakan dua teleskop Hawai'i di Institut Astronomi Universitas Hawai'i Pan-STARRS di Haleakal?, Maui serta Observatorium WM Keck di Maunakea, Pulau Hawai'i.

Tim peneliti melakukan pengamatan bintang super raksasa merah tersebut selama 130 hari menjelang hari-hari terakhirnya meledak.

"Ini adalah terobosan dalam memahami apa yang terjadi pada bintang masif beberapa saat sebelum mereka mati," kata Wynn Jacobson-Galán, seorang Peneliti Pascasarjana NSF di UC Berkeley dan penulis utama studi tersebut.

Deteksi langsung aktivitas pra-supernova pada bintang super raksasa merah belum pernah diamati sebelumnya. Dan pengamatan ini menjadi pertama kali bagi peneliti menyaksikan bintang super raksasa merah meledak.

Teleskop di Pan-STARRS pertama kali mendeteksi bintang masif yang hancur pada musim panas 2020 melalui sejumlah besar cahaya yang memancar dari bintang. Setelah itu beberapa bulan kemudian, pada musim gugur 2020 sebuah supernova menerangi langit.

Tim dengan cepat menangkap kilatan kuat dan memperoleh spektrum pertama dari ledakan energik bernama supernova 2020tlf, atau SN 2020tlf menggunakan Keck Observatory's Low Resolution Imaging Spectrometer (LRIS).

"Teleskop Keck berperan penting dalam memberikan bukti langsung dari transisi bintang masif menjadi ledakan supernova," papar penulis senior Raffaella Margutti dan juga profesor astronomi di UC Berkeley.

Baca juga: Letusan Besar dari Bintang Mirip Matahari Jadi Peringatan Bagi Bumi

Halaman:
Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com