Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Sebabkan Penyintas Alami Coronasomnia atau Covidsomnia, Apa Itu?

Kompas.com - 08/01/2022, 17:00 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Selain berdampak dan mempengaruhi kesehatan fisik, ternyata Covid-19 juga menyebabkan gangguan mental. Salah satunya adalah coronasomnia atau covidsomnia.

Covidsomnia atau coronasomnia adalah istilah yang mulai dikenal sekitar musim panas 2020 untuk menggambarkan dampak pandemi global terhadap pola tidur seseorang.

Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, RS Pondok Indah- Puri Indah, dr Leonardi A Goenawan, Sp.KJ, mengatakan, istilah covidsomnia atau coronasomnia ini muncul dari data yang diperoleh di hampir seluruh belahan dunia yang memperlihatkan adanya jumlah besar populasi yang mengalami kesulitan tidur.

Salah satunya yang ditemukan berdasarkan observasi terhadap lebih dari 230.000 rekam medis pasien yang dimuat dalam jurnal The Lancet Psychiatry pada April 2021 lalu.

Baca juga: 4 Efek Insomnia terhadap Tubuh, Salah Satunya Jadi Rentan Penyakit

Studi tersebut menemukan bahwa satu dari tiga orang penyintas Covid-19 akan mengalami gangguan saraf atau gangguan psikiatri dalam kurun waktu enam bulan setelah terinfeksi virus Covid-19.

Gangguan psikiatri yang paling umum ditemukan menurut studi tersebut adalah insomnia dari gangguan kecemasan.

Sebanyak 13 persen dari pasien Covid-19 terdiagnosis mengalami keluhan ini. Diagnosis tersebut menjadi diagnosis pertama kali, artinya mereka tidak pernah memiliki riwayat insomnia sebelumnya.

Selanjutnya, pada 2020 juga, British Sleep Society melaporkan bahwa kurang dari separuh penduduk Inggris mendapatkan "tidur yang menyegarkan".

Sementara di Amerika Serikat, masalah kurang tidur sudah dianggap sebagai epidemi oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Baca juga: Tak Semua Insomnia Sama, Kenali 5 Jenisnya

Hal ini dikarenakan, sejak berlangsungnya pandemi Covd-19, kasus insomnia semakin meningkat hingga mencapai 40 persen.

"Gangguan tidur selama pandemi Covid-19 ini disebut sebagai tandemic oleh Dr Abinav Singh, seorang direktur medis di The Indiana Sleep Center," jelas Leonardi dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (7/1/2022).

Untuk diketahui, tandemic adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan epidemi yang disebabkan oleh, diperburuk oleh, dan berjalan beriringan dengan pandemi.

Leonardi pun menjelaskan beberapa penyebab yang mungkin memicu coronasomnia atau covidsomnia, seperti perubahan rutinitas harian yang cukup signifikan atau drastis, peningkatan konsumsi informasi yang beragam tentang pandemi Covid-19 yang bisa memicu terjadinya tekanan mental, kecemasan, dan ketakukan, serta peningkatan stres atau depresi yang dialami masyarakat.

"Pandemi Covid-19 telah mengubah hampir semua aspek kehidupan sehari-hari," kata dia.

Baca juga: Hari Kesehatan Mental Sedunia, WHO Sebut 1 Miliar Orang Hidup dengan Gangguan Mental

Seperti kita ketahui, pandemi Covid-19 ini telah membuat anak-anak dan orang tua harus menyesuaikan diri dengan sekolah jarak jauh atau daring.

Selain itu, ada banyak juga pekerja yang beralih pada pekerjaan jarak jauh, dirumahkan atau kehilangan pekerjaan sama sekali. Serta, adanya ketidakpastian sosial ekonominya.

Bahkan, ada banyak orang pula yang mengalami penyakit dan kehilangan anggota keluarganya karena Covid-19.

"Oleh karenanya, tidak mengherankan apabila seseorang mengalami kesulitan tidur, dengan begitu banyak beban dan kecemasan yang datang secara simultan," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com