Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eks Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio: Tak Boleh Remehkan Peneliti Muda

Kompas.com - 08/01/2022, 12:02 WIB
Mela Arnani,
Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Mantan Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Dr Amin Soebandrio meminta agar kemampuan para peneliti muda tidak diremehkan.

Hal tersebut disampaikan saat diskusi Narasi Institute pada Jumat (7/1/2022).

Amin menceritakan pengalamannya selama bergabung dalam Lembaga Eijkman, termasuk kebijakan yang diambilnya dalam memberikan kesempatan bagi para peneliti muda agar dapat mempublikasikan temuannya.

“Tahun 2014 jumlah publikasi itu sekitar 30-an per tahun, itu dihasilkan oleh sekitar 26-27 peneliti senior, tidak semuanya S3. (Di balik itu) ternyata memang ada beberapa budaya yang masih diikuti,” jelas dia.

“Tapi kemudian kebijakan yang saya ambil adalah saya memberikan kesempatan dan dorongan kepada peneliti semuanya, tidak harus S3 tidak harus profesor, yang masih S1 kalau memang dia sudah melakukan penelitian dan bisa menulis, tentu tetap di bawah bimbingan seniornya, mereka bisa publis,” lanjut dia.

Setelah kebijakan tersebut dijalankan, jumlah penelitian di tahun-tahun berikutnya tercatat naik secara signifikan.

Baca juga: Dana Terbatas, Lembaga Eijkman Berhasil Selesaikan 90 Persen Vaksin Merah Putih

Misalnya jumlah penelitian yang dipublikasikan tahun 2018-2019 mencapai sekitar 60 penelitian.

“Nah dari situ kita bisa melihat kalau peneliti yang muda-muda itu diberi kesempatan pasti bisa perfrom. Jadi tidak hanya yang S3 saja yang bisa perform, karena yang S3 waktu penelitian pasti dibantu juga oleh yang senior,” ucapnya.

Mengisahkan cerita sekitar 10-15 tahun yang lalu, Amin mengingat adanya salah seorang lulusan S1 yang masuk ke Eijkman sebagai yang membantu di laboratorium. Lalu yang bersangkutan diberikan dorongan dan kesempatan sehingga dapat menyelesaikan studi hingga S3.

“Supervisor melihat dia punya minat yang sangat besar, punya kemampuan belajar yang sangat besar kemudian disekolahkan dan ternyata bisa menjadi S2. Kemudian diteruskan, beberapa bulan yang lalu menyelesaikan S3-nya,” kata Amin.

Seperti diketahui, peleburan Eijkman ke BRIN membuat sejumlah peneliti yang telah bekerja di lembaga penelitian yang kurang lebih berdiri selama 30 tahun ini tidak dapat bergabung di dalam BRIN.

Baca juga: Februari 2021, Eijkman Targetkan Penuhi Tahap Produksi Vaksin Corona

Research integrity

Amin menambahkan, para peneliti yang bekerja di Lembaga Eijkman telah terbiasa bekerja memenuhi persyaratan research integrity.

“Jadi integritas mereka itu sangat tinggi,” tuturnya.

Sehingga, apabila para peneliti yang terbiasa melakukan kegiatan dalam lingkungan yang memenuhui syarat research integrity, sangat disayangkan jika harus dilepas.

“Nah mereka-mereka itu tenaga yang sudah terbiasa melakukan kegiatan dalam lingkungan yang memenuhi research integriry. Jadi kalau mereka diputus terus lepas ya sayang sekali,” jelas dia.

“Tentu yang akan menuai memang banyak, tapi buat Eijkman sendiri yang sudah dikembangkan susah payah. Ini kemunduran bagi lembaga Eijkman,” lanjutnya.

Amin sendiri sebenarnya menyayangkan peleburan lembaga Eijkman ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Kalau ditanya perasaan sudah pasti tidak bisa dipungkiri ada rasa kecewa, walaupun kita memahami bahwa kehadiran BRIN sebagai salah satu upaya untuk memperbaiki iklim dan juga kinerja penelitian di Indonesia,” ucap dia.

Baca juga: Eijkman Dipindah ke Cibinong, Begini Penjelasan BRIN

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com