Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: 4 Dari 10 Pasien Covid-19 Alami Pembekuan Darah

Kompas.com - 03/01/2022, 14:01 WIB
Mela Arnani,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Trombosis atau pembekuan darah muncul sebagai masalah utama bagi pasien yang telah sembuh dari infeksi Covid-19.

Bahkan untuk pasien yang mengalami pembekuan darah, kondisinya sering menjadi fatal dengan gumpalan yang menyebar ke otak, jantung, atau organ vital.

Melansir Times of India, sebuah studi menemukan bahwa secara global, prevalensi trombosis pada pasien Covid-19 ditemukan sebesar 38,8 persen atau hampir empat dari setiap 10 pasien mengalaminya.

Studi telah diunggah secara online untuk peer- review. Adapun penulisnya termasuk Komal Shah, VP Varna, dan Radhika Nimkar dari IIPH Gandhinagar, Dr Kamal Sharma, seorang ahli jantung yang berbasis di Ahmedabad, serta Hasmukh Shah dari Pramukh Swami Medical College di Karamsad.

Baca juga: Ilmuwan Inggris: Varian Omicron Tak Sama dengan Covid-19 di Awal Pandemi

Tinjauan tersebut mempertimbangkan 25 makalah peer-review yang diterbitkan PubMed antara Desember 2019- Agustus 2021, untuk menilai prevalensi tromboemboli vena (VTE), trombosis vena dalam (DVT), dan emboli paru (PE).

Ditemukan, prevalensi VTE sebesar 16,5 persen, DVT sebesar 10,8 persen, dan PE sebesar 11,5 persen.

Asisten Profesor di IIPH-G Komal Shah mengatakan, penelitian ini merupakan yang pertama dari jenisnya, yang melihat secara spesifik pembekuan darah pada pasien Covid-19 yang sudah ada dan sembuh.

“Temuannya memiliki implikasi bagi dokter dan manajemen pasien pasca-pemulihan. VTE sering tidak terdengar pada pasien Covid-19, tapi karena membawa infeksi ke tingkat sangat lanjut, itu menimbulkan risiko kematian yang lebih besar,” ujar dia.

Dr Shah menambahkan, deteksi dini dan pengobatan seperti pemberian antikoagulan dapat menyelematkan nyawa saat jumlah kasus Covid-19 kembali meningkat di Gujarat dan di tempat lain.

Baca juga: WHO Optimis Pandemi Covid-19 Bisa Dikalahkan Tahun 2022

Sementara itu, Direktur IIPH-G Prof Dileep Mavalankar menyampaikan, komplikasi tromboemboli pada Covid-19 ditemukan menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan pada pasien.

“Dalam satu kasus, pada fase awal pandemi, seorang pria mengembangkan DVT dan gangren. Karena dia adalah pasien Covid-19 aktif, tidak ada yang siap untuk melakukan amputasi kaki. Ketika dia akhirnya berhasil mendapatkannya, dia tidak dapat bertahan hidup,” ujarnya.

Seorang ahli jantung Dr Kamal Sharma menjelaskan bahwa dibandingkan dengan bukti internasional, kasus di Ahmedabad menunjukkan jumlah emboli yang relatif lebih rendah.

“Saya yakin ini karena pengelolaan data dan tidak memperhatikan masalah, apalagi jumlah kasusnya sangat tinggi,” tutur dia.

“Namun, pembekuan darah pasca Covid-19 adalah masalah besar dan tidak boleh diabaikan,” lanjutnya.

Penelitian terkait tromboemboli vena pada pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit, telah dipilih untuk dipresentasikan pada konferensi yang diselenggarakan oleh American College of Cardiology (ACC) tahun depan.

Baca juga: 2 Riset Terbaru Obat untuk Covid-19, Salah Satunya Cegah Pembekuan Darah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com