Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Epidemiolog Sebut Kelompok Rentan Wajib Mendapatkan Vaksin Booster

Kompas.com - 14/12/2021, 17:35 WIB
Zintan Prihatini,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejak varian virus baru B.1.1.529 atau Omicron diidentifikasi di Afrika Selatan, para ahli menyebut bahwa varian ini cepat menyebar lewat udara.

Bahkan, epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman berkata bahwa risiko penularan kasus bertambah dua kali lipat setiap 2 hingga 3 hari.

"Potensi (penularan varian Omicron) tinggi, (hingga) dua kali lipat dari (varian) Delta pada kontak erat satu rumah," ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (14/12/2021).

Kemudian, dia menyebut bahwa efektivitas vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini dilaporkan menurun sebanyak 35 persen setelah dosis kedua.

Baca juga: Mengapa Vaksin Booster Covid-19 Dibutuhkan untuk Perlindungan? Peneliti Jelaskan

Akan tetapi, Dicky menegaskan bahwa vaksinasi tetap efektif dalam mencegah penularan dan tingkat keparahan penyakit.

"Ada penurunan proteksi imunitas (dari vaksin) setelah kurang lebih lima bulanan untuk lansia. Nah ini yang menjadi sangat amat rawan, makanya (vaksin) booster menjadi sangat penting bagi negara-negara yang memiliki populasi lansia yang banyak," papar Dicky.

Lebih lanjut, Dicky mengatakan, sekitar 30 sampai 40 persen masyarakat di Indonesia berisiko mengalami keparahan penyakit akibat varian Omicron khususnya kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan penyakit penyerta yang belum mendapatkan vaksin dosis ketiga.

"Potensi ledakan (kasus) tetap ada, dan itulah sebabnya vaksinasi harus dipercepat dari vaksin kesatu, vaskin kedua. Termasuk karena kita akan memiliki populasi yang rawan ini terutama kontributornya dari usia lanjut, atau (orang dengan) komorbiditas harus dilindungi dengan memberikan (vaksin) booster. Selain itu pastikan bahwa mereka mendapakan vaksin dosis satu dan dua," jelasnya.

Baca juga: Kematian Pertama Akibat Omicron, Epidemiolog: Kasus Serupa Akan Terjadi

Menurut dia, dampak penyebaran varian Omicron di setiap negara juga akan berbeda. Misalnya di Afrika Selatan yang usia populasinya jauh lebih muda dan tingkat imunitas yang tinggi setelah vaksinasi akan tampak berbeda dibandingkan Inggris dengan populasi lansia yang lebih banyak, walaupun telah divaksinasi.

Selain itu, Dicky mencatat bahwa semakin banyak kelompok rentan di suatu negara, maka dampak dari infeksi virus akan semakin besar, meski tidak menyebabkan keparahan penyakit maupun kematian yang lebih tinggi.

"Tapi kalau (virus) lebih cepat menular, sekali lagi akan menimbulkan banyak kematian dan banyak pasien yang dirawat di rumah sakit," imbuhnya.

Di sisi lain, ia mengungkapkan bahwa untuk mencegah penularan varian Omicron, tindakan 5M seperti mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta mengurangi mobilitas dinilai cukup efektif untuk menghindari paparan varian virus baru tersebut. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com