Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumber Polutan Pengaruhi Rasio Kelahiran Bayi Laki-laki dan Perempuan

Kompas.com - 05/12/2021, 18:00 WIB
Zintan Prihatini,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Sumber NBC News

KOMPAS.com - Penelitian terbaru mengungkap, sumber polutan seperti timbal dan merkuri dapat memengaruhi rasio atau angka kelahiran pada bayi laki-laki maupun perempuan setiap tahunnya.

Studi tersebut telah dipublikasikan di jurnal PLOS Computational Biology pada Kamis, 2 Desember 2021 lalu.

Para peneliti menganalisis data dari sekitar setengah populasi di Amerika Serikat seluruh populasi di Swedia.

Lewat peninjauan itu, tim peneliti menemukan bahwa polutan memengaruhi kondisi bayi bahkan sebelum mereka lahir. Efek serupa juga ditunjukkan pada pengamatan terhadap sejumlah besar orang di wilayah lain.

Baca juga: Dampak Nyata Polusi Udara, Picu 6 Juta Kelahiran Prematur Setiap Tahun

Sementara itu, profesor kedokteran dan genetika di University of Chicago sekaligus penulis utama studi, Andrey Rzhetsky mengatakan polutan berisiko mencegah kehamilan.

Sebab, terjadi ketidakseimbangan hormon dalam tubuh seseorang akibat paparan polutan yang berbahaya.

“Variasi ini signifikan secara statistik. Polutan mungkin kecil, tetapi menyebabkan ribuan kematian dini. Jika sesuatu memengaruhi rasio jenis kelamin, artinya (dapat) memengaruhi sistem biologi manusia, dan mungkin berdampak pada kesehatan lainnya," ujar Rzhetsky seperti dilansir dari NBC News, Jumat (3/12/2021).

Para peneliti telah mengamati data 150 juta orang AS selama lebih dari delapan tahun, dan seluruh penduduk Swedia selama lebih dari 30 tahun.

Kemudian, mereka membandingkan rekam medis dengan faktor-faktor lainnya seperti kualitas lingkungan, musim, hingga suhu.

Namun, tidak melihat adanya tren rasio kelahiran berdasarkan riset pada faktor musim ataupun suhu. Sedangkan bahan-bahan kimia yang berbeda cenderung berpengaruh terhadap rasio kelahiran, meski tidak dalam satu arah.

Hasil lainnya yaitu, daerah dengan paparan merkuri yang lebih tinggi, menghasilkan rasio anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.

Sementara daerah yang terpapar lebih banyak timbal dalam tanah dikaitkan dengan jumlah anak perempuan yang lebih tinggi.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memperkirakan, pada setiap 105 bayi laki-laki yang lahir di AS, akan ada 100 bayi perempuan yang lahir.

Berdasarkan data tersebut, Rzhetsky dan timnya menduga senyawa kimia juga berkontribusi dalam gagalnya ibu untuk hamil.

Meski mereka menilai efeknya lebih terasa bagi anak perempuan atau laki-laki, tetapi alasannya masih belum diketahui.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com