Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malam Ini, Jangan Lewatkan Puncak Hujan Meteor Alfa Monocerotid

Kompas.com - 21/11/2021, 11:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bagi Anda yang menghabiskan waktu di rumah saja akhir pekan ini, maka jangan lewatkan untuk mengamati hujan metor Alfa Monocerotid yang akan mencapai puncaknya malam nanti, Minggu (21/11/2021).

Alfa Monocerotid adalah hujan meteor yang titik radian atau titik asal munculnya meteor berada di dekat bintang Alfa Monocerotis. Alfa Monocerotid berasal dari sisa debu komet C/1917 F1 (Mellish).

Bintang ini merupakan bintang raksasa dengan klasifikasi K0 III dan memiliki magnitudo semu 3,93. Jarak bintang ini sekitar 144 tahun cahaya dari Bumi.

Baca juga: Puncak Hujan Meteor Leonid Jangan Lewatkan Malam Ini, Bisa 11-14 Meteor Per Jam

Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbanngan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang mengatakan, hujan meteor ini sebenarnya sudah aktif sejak 15 November 2021 lalu.

Namun, ia akan terus aktif hingga 25 November 2021, dan intensitas maksimumnya atau puncaknya terjadi pada tanggal 22 November 2021, pukul 02.30 WIB, 03.30 Wita, 04.30 WIT. 

Kendati puncak hujan meteor Alfa Monocerotid ini terjadi pada dini hari besok, Anda sudah dapat menyaksikannya sejak pukul 21.30 waktu setempat pada malam hari ini, Minggu (21/11/2021).

"Ini bisa diamati akhir fajar bahari (25 menit sebelum terbit Matahari) keesokan harinya (22 November) dari arah timur hingga barat-barat laut," kata Andi kepada Kompas.com, Sabtu (30/10/2021).

Intensitas maksimum hujan meteor ini berkisar 4-5 meteor per jam untuk wilayah Indonesia, dikarenakan ketinggian titik radian saat transit bervariasi mulai 78°-90°. 

"Pastikan medan pandang bebas dari penghalang, polusi cahaya dan awan saat mengamati hujan meteor ini," ujarnya.

Untuk dapat mengamatinya, Anda tidak perlu menggunakan alat bantu apapun. Kecuali jika ingin merekamnya, maka bisa menggunakan kamera all-sky dengan medan pandang 360° yang diarahkan ke zenit. 

Andi menambahkan, Alfa Monocerotid akan terganggu oleh intensitas cahaya Bulan Susut (Benjol Akhir) di sepanjang pengamatannya, sehingga intensitas Leonid akan berkurang dari intensitas maksimumnya.

Baca juga: Fenomena Langit November 2021: Gerhana Bulan Sebagian hingga 6 Hujan Meteor

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com