Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misi Sentuh Matahari Penuh Ancaman, Wahana Antariksa Parker Dihadang Badai Debu

Kompas.com - 10/11/2021, 20:05 WIB
Monika Novena,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

Sumber Gizmodo

KOMPAS.com - Misi bersejarah Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) untuk 'menyentuh' matahari bukan misi yang mudah.

Berita terbaru datang dari wahana antariksa Parker (Parker Solar Probe) yang mengemban misi tersebut. Para ilmuwan menyebut, jika perjalanan wahana itu menuju ke matahari semakin tak bersahabat.

Meski begitu, wahana antariksa Parker tetap berhasil mengumpulkan beberapa data baru yang menarik dari perjalanannya itu.

Baca juga: 3 Fakta Badai Matahari, Penyebab hingga Dampaknya pada Manusia

Mengutip Gizmodo, Rabu (10/11/2021) wahana antariksa Parker diluncurkan pertama kali pada 2018 dan kini telah menyelesaikan sembilan dari 24 orbit bintang yang direncanakan.

Setiap orbit memang mendekatkannya ke matahari yang memungkinkan pengamatan ilmiah yang belum pernah terjadi sebelumnya, misalnya pengamatan angin matahari dan korona luar matahari.

Wahana kemudian akan mati terkena panas dan radiasi matahari yang intens. Tapi itu tak akan terjadi selama empat tahun lagi.

Namun ternyata dalam perjalanannya, wahana antariksa Parker sudah mengalami berbagai kesulitan, bahkan sebelum benar-benar mendekati matahari.

Butir-butir kecil debu dengan diameter 2 hingga 20 mikron atau kurang dari seperempat lebar rambut manusia dengan kecepatan tinggi dikabarkan menabrak wahana.

Masalahnya bukan ukurannya itu, melainkan kecepatan debu saat menabrak wahana.

Wahana antariksa Parker adalah objek buatan manusia tercepat yang pernah dibuat. Wahana memiliki kecepatan heliosentris (kecepatan relatif terhadap matahari) yang mencapai 644.000 km/jam.

Partikel debu yang menabrak dengan kecepatan lebih dari 11265,41 km/jam menyebabkan debu menguap dan ledakan plasma. Bukti tabrakan itu tercatat dalam data. Serpihan logam dan cat yang terlepas juga terekam kamera navigasi wahana.

Menurut David Malaspina, seorang ilmuwan peneliti dari Laboratorium Fisika Atmosfer dan Antariksa di University of Colorado, jumlah total tabrakan sekarang puluhan ribu.

Wahana juga telah mengalami periode intens di mana wahana dihantam oleh butiran debu rata-rata setiap 12 detik sekali.

Baca juga: Matahari Akan Mati, Bagaimana Nasib Bumi dan Manusia Nanti? Temuan Baru Mengungkap

Halaman:
Sumber Gizmodo
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com