Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaatkan Bakteri, Mahasiswa UGM Kembangkan Metode Baru Skrining Kanker Usus Besar

Kompas.com - 30/10/2021, 16:42 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber UGM

KOMPAS.com - Data Globocan tahun 2018 memaparkan bahwa kanker usus besar atau kanker kolorektal merupakan jenis kanker terbanyak kedua yang dialami pria Indonesia.

Itulah mengapa, sejak dini perlu dilakukan deteksi sehingga dapat membantu mengurangi risiko kanker usus besar dan menurunkan tingkat mortalitas akibat kanker ini.

Kini, sebuah terobosan baru untuk mendeteksi kanker usus besar dikembangkan oleh tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

Dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (29/10/2021); metode skrining kanker usus besar (kolorektal) memanfaatkan bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) termodifikasi.

Baca juga: Pakar UGM: Perempuan Paling Rentan Terjerat Pinjol, Kenapa?

Tim yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakar dan Keperawatan UGM serta Fakultas Farmasi ini menegaskan bahwa penelitian dengan bakteri tersebut mampu digunakan untuk mendeteksi sel kanker kolorektal.

Sebuah terobosan baru untuk mendeteksi kanker usus besar dikembangkan oleh tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).dok. UGM Sebuah terobosan baru untuk mendeteksi kanker usus besar dikembangkan oleh tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM).

Ketua tim mahasiswa Nayaka Bagus Wahyu Agung Hertanto menuturkan ide awal penelitian terinsipirasi dari sebuah seminar di Fakultas Biologi UGM.

Seminar tersebut membahas bahwa organisme seperti bakteri bisa dimodifikasi untuk mengeluarkan protein tertentu.

Selain itu, berdasarkan hasil penelitian lainnya terungkap kalau ada peningkatan bakteri probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) pada pasien kanker usus besar.

“Akhirnya kami berpikir, apa mungkin bakteri tersebut bisa dimodifikasi agar bisa dikembangan untuk mendeteksi kanker. Dari situlah penelitian ini mulai dilakukan,” ungkap Nayaka.

Baca juga: Gejala dan Penyebab Kanker Usus yang Perlu Diwaspadai

Proses penelitian sendiri dilakukan selama empat bulan dan dimulai dari studi literatur.

Dari hasil kajian tersebut tim menyimpulkan bahwa jika modifikasi bakteri diperlakukan pada kolon normal maupun kolon dengan kanker, maka akan menunjukkan peningkatan pada kolon dengan kanker kolorektal.

Tim pun kemudian mengembangkan bakteri supaya mudah dideteksi yakni memodifikasi agar bisa mengeluarkan protein fluoresens yang dapat berpendar di bawah sinar UV.

"Dalam hal ini kami tidak memerlukan metode yang rumit untuk menguji bakteri. Kami hanya memerlukan lampu UV dan bakteri ejaan yang telah dimodifikasi bisa berpendar saat disinari UV sehingga dapat diamati langsung pada feses,” jelas Nayaka.

Baca juga: Vaksin Kanker Payudara Pertama Mulai Diuji Klinis di Amerika

Tim pun berharap agar penelitian dapat dikembangkan ke tahap berikutnya dan alat skrining ini untuk membantu deteksi dini kanker kolorektal karena ini menjadi masalah yang harus dihadapi bersama sebagai tenaga medis.

Penelitian berjudul “Potensi Pemberian Bakteri Probiotik Escherichia coli Nissle 1917 (EcN) Termodifikasi sebagai Sarana Screening Kanker Kolorektal” ini juga berhasil membawa tim melaju ke kompetisi PIMNAS ke-34 yang berlangsung 26-30 Oktober 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com