Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makalah Berisi Vaksin Covid-19 Meningkatkan Risiko Miokarditis Dicabut

Kompas.com - 11/10/2021, 20:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Makalah yang mengklaim vaksin Covid-19 memicu miokarditis atau peradangan otot jantung dicabut karena salah data dalam perhitungan.

Sebelumnya, pada 16 September 2021, tim peneliti dari di The University of Ottawa Heart Institute menerbitkan laporan pracetak yang mengklaim 1 dari 1.000 orang yang divaksin Covid-19 di MedRix. Makalah ini dicabut pada 24 September 2021.

Untuk diketahui, MedRix adalah situs web yang menerbitkan studi yang belum ditinjau rekan sejawat.

Meski belum ditinjau sejawat atau rekan peneliti lain, makalah tersebut kerap digunakan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab untuk mengkampanyekan bahwa vaksin Covid-19 tidak aman.

Baca juga: Daftar 10 Vaksin Covid-19 di Indonesia, dari Sinovac hingga Zifivax

Dilansir dari Science Alert, Minggu (10/10/2021), tingkat miokarditis dalam riset tersebut dihitung dengan cara membagi jumlah orang yang sudah vaksin Covid-19 dengan jumlah insiden penyakit jantung di Ottawa.

Menurut perhitungan mereka, risiko miokarditis pada orang yang vaksin Covid-19 adalah 1 dalam 1.000 atau 0,1 persen.

Namun ternyata, angka yang digunakan dalam perhitungan ini salah dan tidak sesuai kenyataan.

Para penulis hanya mencatat jumlah orang yang sudah divaksin 25 kali lebih kecil dari jumlah sebenarnya.

Mereka awalnya mengatakan bahwa jumlah vaksin yang dikirim adalah 32.379. Padahal jumlah sebenarnya 854.930.

Karena riset tersebut tidak memasukkan data yang benar sehingga menyebabkan salah perhitungan, akhirnya riset itu dicabut pada 24 September 2021.

"Insiden (miokarditis) yang kami laporkan tampak sangat banyak karena penyebutan jumlah dosis vaksin yang salah. Kami sudah meninjau data di Open Ottawa dan menemukan bahwa memang angka (jumlah dosis vaksin) yang kami masukkan terlalu rendah. Jumlah sebenarnya dosis vaksin yang sudah diberikan lebih dari 800.000," kata peneliti dalam sebuah pernyataan ketika risetnya dicabut.

"Untuk menghindari klaim menyesatkan, baik untuk kolega, masyarakat, dan pers, kami sebagai penulis menarik makalah ini dengan alasan data yang salah," imbuh mereka.

Institut Jantung Universitas Ottawa juga mengeluarkan pernyataan permintaan maaf atas kesalahan informasi yang tersebar sebagai hasil dari penelitian ini.

Baca juga: Kenapa Vaksin Zifivax Diberikan 3 Dosis? Ini Penjelasan PT JBio

Dilansir dari Reuters, CDC juga mengungkap tentang penelitian lain yang telah menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara miokarditis/perikarditis dan vaksin mRNA. Riset tersebut menggunakan data dari Vaccine Safety Datalink.

Namun, sebuah studi pracetak tentang prevalensi miokarditis pada pria muda menemukan bahwa mereka enam kali lebih mungkin mengembangkan miokarditis karena Covid-19 dibanding karena vaksin Covid-19.

CDC terus menekankan pentingnya mendapatkan vaksin. Ini karena risiko yang diketahui dari vaksin Covid-19 jauh lebih besar daripada manfaatnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com