Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Psikopat, Kriminalitas Remaja Jadi Faktor Risikonya

Kompas.com - 08/10/2021, 11:30 WIB
Nadia Faradiba

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai perilaku menyimpang yang dilakukan anak dan remaja terus meningkat. Beberapa diantaranya adalah conduct disorder, kenakalan, dan kriminalitas remaja, seperti tawuran dan pembunuhan.

Melansir Jurnal Psikologi Tabularasa, perilaku menyimpang pada remaja menjadi faktor risiko munculnya kepribadian psikopat di fase lanjut kehidupan remaja tersebut.

Definisi psikopat

Psikopat adalah gangguan kepribadian antisosial. Penderita psikopat terus menerus melakukan perilaku antisosial, tidak menghiraukan dan melanggar hak orang lain dan aturan yang berlaku.

Diagnosis psikopat bisa diberikan kepada orang berusia 18 tahun ke atas. Fase psikopat paling buruk biasanya terjadi pada usia remaja akhir sampai usia 20-an. Namun, tendensi untuk menjadi psikopat biasanya sudah bisa dilihat sejak usia 11 tahun.

Umumnya, anak yang memiliki kecenderungan menjadi psikopat akan menunjukkan conduct disorder. Conduct disorder adalah gangguan perilaku yang mengabaikan aturan atau norma dasar yang berlaku.

Baca juga: Untuk Semua Orangtua, Pola Asuh Salah Bakal Picu Anak Jadi Psikopat

Gejala psikopat

Dilansir dari Healthline, berikut adalah gejala dari psikopat:

  • Perilaku sosial yang tidak bertanggung jawab
  • Melanggar hak orang lain
  • Tidak mampu membedakan mana yang benar dan salah
  • Kesulitan menunjukkan empati
  • Memiliki tendensi untuk sering berbohong
  • Menyakiti dan memanipulasi orang lain
  • Sering bermasalah dengan hukum yang belaku
  • Tidak peduli akan tanggung jawab dan keselamatan

Pengobatan psikopat

Gangguan kepribadian tidak bisa diobati hanya pengobatan. Psikopat harus diobati dengan kombinasi psikoterapi dan obat-obatan.

Psikiater akan membantu pasien untuk memahami kondisinya dan dampaknya bagi hidup mereka dan orang di sekitar mereka. Sedangkan obat-obatan biasanya akan membantu meredakan gejala pendamping seperti kecemasan, depresi, atau agresi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com