Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/10/2021, 20:36 WIB
Ellyvon Pranita,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jika Anda pernah meyakini bahwa biopsi dapat menyebabkan kanker menyebar atau pecah, maka mulai saat ini ahli meminta Anda tidak lagi mempercayai hal itu, karena hanya mitos semata.

Selain dianggap bisa menyebabkan kanker menyebar dan pecah, ada pula yang mempercayai biopsi bisa menyebabkan tumor yang tadinya jinak menjadi ganas.

Dokter Spesialis Bedah Onkologi, dr Farida Briani Sobri SpB(K)Onk mengatakan, banyak hal yang sebenarnya disalahpahami oleh masyarakat terkait biopsi ini.

Baca juga: Benarkah Biopsi Dapat Sebabkan Kanker Makin Menyebar? Ini Kata Ahli

"Tidak benar, biopsi tidak membuat tumor menjadi ganas, menyebar atau pecah," kata Farida dalam diskusi daring bertajuk Edukasi CISC: Bersama Melangkah, Meraih Harapan, Sabtu (2/10/2021).

Diakui Farida, dari berbagai mitos atau isu simpang siur yang tidak benar tersebut, masih banyak ditemui pasien yag belum memahami pentingnya melakukan pemeriksaan sesegera mungkin terhadap kecurigaan kanker payudara.

Hal itu umumnya, karena kurangnya pemahaman, sehingga pasien cenderung takut untuk melakukan biopsi.

Padahal, ia menekankan, tidak benar biopsi membuat sifat keganasan kanker berubah dan menyebabkan kanker menyebar. Biopsi justru sangat penting dilakukan untuk memperoleh diagnosis yang jelas.

"Ada 2 sifat tumor, yaitu jinak dan ganas (kanker), dan biopsi tidak akan mengubah sifat tumor tersebut," tegasnya.

Pemeriksaan histopatologi melalui biopsi merupakan baku emas dalam diagnosis kanker payudara. Sehingga, biopsi diindikasikan pada pasien dengan massa curiga ganas.

Biopsi juga dianjurkan pada pasien dengan klinis yang mengarah pada kecurigaan kanker payudara, tetapi hasil pencitraannya kurang konklusif (massa indeterminate).

Dengan hasil biopsi yang lengkap, misalnya dengan biopsi jarum inti (core biopsy), memungkinkan dokter bersama-sama dengan pasien membuat rencana pengobatan yang tepat untuk pasien sebelum terapi dilakukan.

"Sangat kecil kemungkinan kanker menyebar akibat jarum biopsi, kemungkinannya di bawah 1 persen dan risiko tersebut dapat diturunkan dengan teknik biopsi yang dipandu radiologi USG (ultrasonografi)," jelasnya.

Baca juga: Yang Perlu Anda Tahu Seputar Biopsi

Proses biopsi jarum inti

Biopsi jarum biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya kanker pada benjolan payudara atau pembengkakan di kelenjar getah bening.

Berbagai metode dalam penerapan biopsi jarum yang biasanya digunakan yakni jarum halus, panjang dan tipis, jarum dengan bantuan vakum (alat hisap), jarum dengan bantuan tes pencitraan (CT Scan, USG, MRI, dan sinar X-ray), serta jarum inti.

Dari banyaknya metode biopsi jarum tersebut, konsensus internasional untuk saat ini menyepakati, bahwa biopsi jarum inti (core biopsy) dengan panduan USG lebih disarankan untuk meminimalisir komplikasi dan mendapatkan hasil akurat.

Dalam prosesnya, tindakan ini dilakukan dengan menggunakan jarum inti yang ukurannya lebih besar dengan ujung pemotong, yang nantinya berfungsi untuk menarik dan memotong jaringan dari area tertentu.

Baca juga: Mengenal Kanker Payudara: Penyebab, Gejala, hingga Cara Deteksi Dini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com